Dark/Light Mode

Kebebasan Yang Tidak Bebas

Jumat, 28 Agustus 2020 05:01 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Iklim kebebasan menyatakan sikap, berpendapat, dan memilih jalan serta keberpihakan akhir-akhir ini mengalami penyempitan ruang. Didukung oleh Undang-Undang ITE, kebebasan itu dicerabut oleh orang-orang yang merasa terganggu. Pemerintah yang sejatinya merupakan sasaran kritik sebagai ‘check and balance’ kini seperti institusi kebal kritik. 

Ada beberapa oknum pejabat yang tipis kupingnya. Mereka memilih untuk melaporkan orang-orang yang melakukan kritik terhadap performa dan kinerjanya. Sejatinya menjadi penjabat itu, siapa pun harus menyiapkan mental untuk menerima kritisisme, karena dia menduduki jabatan publik yang digaji oleh rakyat. Namun sayangnya, banyak di antara oknum pejabat yang tidak kuat dengan kritikan dan tidak terbiasa dengan keberbedaan. 

Baca juga : Suramnya Dunia Penegakan Hukum

Yang tragis adalah: adanya oknum pejabat yang menyewa orang-orang tertentu, oknum aktivis, untuk melaporkan orang-orang yang berseberangan dan melakukan kritik terhadap dirinya dengan pasal-pasal karet. Atas nama tudingan mencemarkan nama baik, oknum pejabat ini menyewa oknum pengacara untuk mengkriminalisasi para pengkritiknya. 

Sudah banyak jatuh korban dari kalangan aktivis pro-demokrasi yang nasibnya berurusan dengan pihak berwajib gara-gara laporan oleh oknum pejabat. Oknum pejabat ini sengaja menyewa ‘dirty hand’ untuk meneror dan menciptakan rasa takut dalam diri aktivis yang turun ke jalan melakukan oposisi ala parlemen jalanan. Banyak di antaranya yang gentar, tapi tidak sedikit juga yang nyalinya semakin kuat melawan pejabat yang semena-mena. 

Baca juga : Kebakaran Atau Dibakar?

Munculnya fenomena gerakan KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) mestinya disikapi positif saja. Jangan ada paranoia yang dianggap mengancam kekuasaan. Disikapi santai dan biasa aja. Malah sebaiknya, dikanalisasi aspirasi mereka, siapa tau ada gagasan-gagasan briliant yang mana benar-benar dapat menyelamatkan Indonesia dari ancaman resesi ekonomi. Pemerintah harus menyikapi positif dan menyambut dengan tangan terbuka, gerakan moral yang ingin menyelamatkan Indonesia. 

Dalam situasi menghimpit seperti sekarang ini, pemerintah harus punya partner berpikir yang jernih dan sehat, menyerap sebanyak mungkin aspirasi dan gagasan out of the box agar bisa melalui masa masa turbulensi ekonomi. Bukan soal menyerap aspirasi saja, tapi juga mengundang banyak resources, sumber pembiayaan, untuk menstimulasi kegiatan ekonomi masyarakat. Wadahi saja KAMI dalam sebuah forum bersama, lalu melakukan dialog dari hati ke hati dengan pikiran terbuka mencari solusi untuk Indonesia. 

Baca juga : Peruntungan Politik Anak Mantu

Kebebasan jangan lagi dirampas, cukup sudah perampasan kebebasan terjadi dan menjadi di masa lalu. Ke depan kita harus memiliki ruang raksasa yang menjamin kebebasan untuk berdiri di garis yang memihak. Apa pun keberpihakannya, asal pijakannya untuk kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia maka jamin selalu ruang kebebasan itu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.