Dark/Light Mode

Dikagetkan “Kudeta”

Selasa, 2 Februari 2021 06:37 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap ada pihak yang ingin mengambil alih Partai Demokrat, spekulasi bermunculan.

AHY tak menyebut nama. Hanya latar belakang. Ada lima orang, katanya. Dia menyebutnya sebagai gerakan.

Ini tampaknya bagian dari strategi komunikasi-politik. Karena, ketua hanya bicara umum-umum saja. Anak buah yang mengkonkretkan dan menyebut nama.

Moeldoko kemudian muncul. Memberi klarifikasi. Kepala Staf Kepresidenan ini, mengaku bertemu kader Partai Demokrat. Dia juga mengaku mencintai Demokrat. Mantan Panglima TNI juga menyelipkan kalimat, “jadi pemimpin jangan baper.”

Baca juga : IPK Merosot, Alarm Bahaya

Empat nama lainnya, juga mulai beredar. Seperti disebutkan AHY, semuanya kader atau mantan kader Demokrat. Di media sosial nama mereka diungkap. Namun, keempatnya tidak (atau belum) memberikan penjelasan.

Menarik ditunggu, jawaban apa yang akan disampaikan Presiden Jokowi karena nama Moeldoko sudah terseret dalam isu ini. Apakah nanti akan ada kesimpulan: “ini hanya kesalahpahaman”. Hanya “miskomunikasi. Atau, ada penyelesaian lain.

Pertemuan Moeldoko dengan kader Demokrat dan mantan kader tersebut, kabarnya berlangsung Januari tahun ini.

AHY tampaknya tak mau kalah set. Dengan segera mengungkap ke publik, tampaknya Demokrat dan AHY ingin mengendalikan isu lebih dahulu. Kalau telat, bisa menjadi bola liar. Tak terkontrol. Apalagi AHY menyebutnya sebagai “ancaman serius”.

Baca juga : Menunggu Aksi Kapolri Baru

Apa pun hasil akhirnya, dari kasus ini bisa dilihat bahwa hubungan Demokrat dengan pemerintahan Jokowi, atau sebagian tokoh di lingkaran Jokowi memang masih ada ganjalan.

Ganjalan ini bisa terus berlanjut sampai Pilpres 2024. Kalau dipersempit lagi: Demokrat dan PDIP tidak akan mengusung calon yang sama. Atau, mereka akan saling berhadapan.

Yang menarik, sebelum AHY menggelar konferensi pers, SBY sudah lebih dulu melakukan “warming up”, memberi clue, lewat cuitannya di Twitter, Minggu malam, jam 8.

“Bagi siapapun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral & lebih beradab. Ada 3 golongan manusia, yaitu “the good”, “the bad” & “the ugly”. Kalau tidak bisa menjadi “the good” janganlah menjadi “the ugly”. *SBY*

Baca juga : Awas, Korupsi Masa Pandemi

Di tengah kondisi sulit ini, rakyat selalu menunggu siapa yang akan “mengkudeta” hati mereka. Mengkudeta hati rakyat. Lewat aksi nyata, bermartabat dan berintegritas. Bukan kegaduhan.

Rakyat sangat merindukan itu. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.