Dark/Light Mode

Politisi Penyuap

Rabu, 10 Maret 2021 06:36 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

 Sebelumnya 
Sudah dibuktikan sejarah, sistem manual telah menyuburkan kejahatan kemanusiaan korupsi dan suap menyuap. Sepanjang masih manual, hukum yang berlaku selesai tidak dan cepat tidaknya layanan tergantung kepada seberapa besar uang pelicinnya.

Baca juga : Rendahnya Akhlak Politik

Di samping itu, sistem manual mempersering pertemuan yang jadi celah negosiasi. Harus ada kekuatan besar agar basis sistem negeri ini menggunakan sistem aplikasi yang digital. Sudah banyak pakar dan praktisi IT kita, tinggal memaksimalkannya. Inovasi dalam digitalisasi sistem serahkan kepada mereka. Dari pemimpin birokrasi hingga elit politik cukup memberi panduan prinsip-prinsip aturan dan target-target pencapaian yang jelas dan terukur. 

Baca juga : Keteladanan Membenci Produk Asing

Bersyukur sekarang perencanaan anggaran pendapatan dan belanja negara/daerah sudah mulai beralih ke e-budgeting. Ini memperkecil ruang hangky-pengky antara birokrasi dan parlemen. Semua transparan dan terbuka. Indikator-indikator belanja pembangunan diketahui hingga harga satuannya. 

Baca juga : Virus Inggris, Apa Lagi?

Sekarang saatnya mendorong agar semua instansi birokrasi di pusat dan daerah--juga dunia kepartaian--dengan cepat mewujudkan hal tersebut. Perlu dukungan semua pihak, karena kelompok yang terganggu dengan digitalisasi ini banyak. Kelompok mapan penikmat sistem koruptif ini terlalu besar, oleh karenanya perlu kekuatan semua komponen bangsa ini menekannya. Tidak ada pilihan lain.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.