Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pelajaran Dari India

Selasa, 20 April 2021 06:29 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Lengah. Cepat puas. Terlalu dini mengumumkan kemenangan. Itulah pelajaran penting dari India yang sekarang mengalami “tsunami covid”. Negeri berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu kelabakan. Darurat.

Awal Maret, Menteri Kesehatan India mengumumkan bahwa negaranya “sudah berada di akhir permainan”. India bahkan sudah mengekpor vaksin ke negara lain. Dia juga memuji Perdana Menteri Narendra Modi sebagai “teladan dunia bagi kerjasama internasional”.

Euforia itu bukan tanpa dasar. Ada buktinya. Infeksi terus menurun, vaksinasi berjalan cepat. Tingkat kematian juga melandai tajam.

Baca juga : Jual-Beli Jabatan, Usut!

Perayaan kemenangan itu bahkan dimulai Desember tahun lalu. Saat itu, pejabat Bank Sentral yang sangat antusias untuk kembali membangkitkan ekonomi, sesumbar, “India sudah berhasil membengkokkan kurva infeksi Covid”. Modi juga diberi gelar sebagai “suhu vaksin”.

Rupanya itulah awal musibah. Perasaan menang itu kemudian diaplikasikan dalam kebijakan-kebijakan politik.

Akhir Februari, KPU India mengumumkan pemilu penting di lima negara bagian. Di situ ada 186 juta pemilih. Memperebutkan 824 kursi. Pencoblosan dimulai 27 Maret. Dalam beberapa tahap.

Baca juga : Menteri Terbaik Ditunggu Rakyat

Sebelum pemilihan, ada kampanye akbar. Tanpa protokol kesehatan yang ketat. Banyak yang tidak memakai masker.

Pertengahan Maret, induk cabang olahraga kriket mengizinkan 130.000 penonton menyaksikan laga internasional India vs Inggris. Kebanyakan tanpa masker. Di India, kriket sangat digemari, sama dengan sepak bola di Indonesia.

Upacara keagamaan yang melibatkan ribuan orang, juga dianggap sebagai pemicu melonjaknya infeksi Covid-19.

Baca juga : Kontrol Harga Kebutuhan Pokok

Hanya dalam waktu sebulan setelah “kelengahan dan eforia massal” itu, India diserang badai dan tsunami gelombang kedua yang sangat dahsyat. India dicengkeram darurat kesehatan. Kota-kota kembali di-lockdown. New Delhi sepi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.