Dark/Light Mode

"Eksperimen Inggris"

Minggu, 11 Juli 2021 07:00 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Reaksi datang bertubi-tubi. Banyak penolakan atas kebijakan Johnson. Sebanyak 122 ilmuwan dan dokter mengecam keras strategi Pemerintah dan menyebutnya sebagai “percobaan berbahaya dan tidak etis”.

Mereka mengirim petisi ke Boris Johnson dan mendesak kebijakan pelonggaran atau “hari kebebasan” itu diundur beberapa minggu lagi.

Dr Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO bahkan menuduh Inggris tengah mengalami “kekosongan moral dan kebodohan epidemiologis”.

Baca juga : Ekonomi Penting, Trust `Puenting`

Rakyat Inggris juga terbelah. Muncul pro-kontra. Ada yang menilai, inilah saat yang tepat untuk meraih kebebasan. Ada juga yang bertanya: apakah 19 Juli itu, hari kebebasan kita atau hari kebebasan Covid-19? Bukankah pelonggaran prematur justru melahirkan “pabrik varian baru”? Yang lain menyebut, “ini adalah eksperimen sangat berbahaya dan perjudian besar yang mempertaruhkan nyawa manusia”.

Karena kebijakan Johnson dinilai sangat berisiko, para pengkritik menyebut Perdana Menteri nyentrik itu “lebih berbahaya dari Covid-19”. Johnson dianggap sebagai pemimpin yang lemah. Tak bisa memimpin dalam kondisi krisis.

Rakyat Inggris yang khawatir, kemudian menemukan varian baru dari Covid-19. Namanya: JohnsonVariant. Tentu saja, ini “varian politis”.

Baca juga : Oksigen Bagi Yang Tak Mampu

Bagaimana hasil “eksperimen Inggris”? Berhasilkah? Atau, justru mengorbankan hasil yang sudah dicapai? Menarik ditunggu.

Apa pun hasilnya, pengalaman Inggris, sebagaimana jalan yang sudah dilalui India, dan negara lainnya, bisa menjadi pelajaran sangat berharga bagi dunia. Termasuk Indonesia.

Semoga pelajaran-pelajaran itu membuat kita lulus ujian. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.