Dark/Light Mode

PSSI Klaim FIFA Tolak Percepat Kongres Luar Biasa

Minggu, 11 Agustus 2019 14:05 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengklaim bahwa Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menolak keputusan PSSI untuk mempercepat pemilihan Komite Eksekutif PSSI pada 2 November 2019.

Percepatan Pemilihan Komite Eksekutif PSSI ini telah diputuskan dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang diselenggarakan 27 Juli 2019.

FIFA diklaim meminta PSSI tetap menggelar KLB pemilihan Komite Eksekutif PSSI pada 25 Januari 2019 dengan dalih agar semua agenda PSSI terlaksana dengan baik.

Sementara itu Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha mengklaim penolakan FIFA itu disampaikan dalam surat tertanggal 7 Agustus 2019 yang diditandatangani Sekjen FIFA Fatma Samoura.

Ketua Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) Suhendra Hadikuntono mensinyalir ada kejanggalan dalam klaim Ratu Tisha tentang surat FIFA itu.

Baca juga : AS Klaim Anak Osama Bin Laden Meninggal

PSSI diklaim Tisha tidak mencantumkan alasan mengapa waktu pemilihan Komite Eksekutif PSSI dipercepat.

“Padahal, keputusan KLB PSSI 27 Juli 2019 jelas menyebutkan PSSI akan menggelar KLB pemilihan Komite Eksekutif PSSI pada 2 November 2019.

Percepatan waktu pemilihan Komite Eksekutif PSSI ini merupakan keputusan tertinggi PSSI yang telah disetujui seluruh pemilik suara (voters),” ucap Suhendra di Kalimantan Barat, Sabtu (10/8) yang diterima RMco.id Minggu (11/8).

Suhendra mempertanyakan apakah dalam laporan PSSI kepada FIFA tentang hasil KLB 27 Juli 2019 itu tidak dicantumkan alasan mengapa lahir keputusan tentang percepatan waktu pemilihan Komite Eksekutif PSSI.

"Saya yakin kalau PSSI jujur dan obyektif menyampaikan alasan dan pertimbangan mengapa KLB memutuskan percepatan pemilihan Komite Eksekutif PSSI, pasti FIFA akan sangat mengerti dan bisa menerima keputusan itu.

Baca juga : PKS Tolak Saran Amien Soal Syarat Rekonsiliasi

Sebab, menurut Suhendra FIFA sangat menghormati kepentingan, kebutuhan dan kearifan lokal suatu negara.

Suhendra menilai PSSI telah memberikan informasi yang tidak utuh kepada FIFA, dan menantang PSSI untuk membuka surat dari FIFA itu ke publik.

"Sekarang ini era transparansi dan keterbukaan informasi. Untuk membuktikan PSSI telah menjalankan prinsip good and clean governance dalam pengelolaan manajemen organisasi," tambah Suhendra.

Suhedra minta PSSI membuka kepada publik surat yang dikirimkan Sekjen PSSI ke FIFA terkait hasil KLB PSSI 27 Juli 2019.

Keinginan Ketua KPSN ini sejalan dengan keinginan masyarakat Indonesia.

Baca juga : Saling Klaim Kepulauan Kuril Selatan, Jepang Vs Rusia Tegang

“Bila dugaan PSSI telah memanipulasi informasi ke FIFA terbukti, ini pengkhianatan besar terhadap aspirasi pemilik suara (voters) PSSI,” tegasnya.

Menurut Suhendra, Statuta FIFA juga menyatakan keputusan voters dalam suatu kongres resmi adalah keputusan tertinggi yang harus dihormati dan dilaksanakan.

“Dengan mengingat Statuta FIFA tersebut, menjadi aneh dan janggal kalau ternyata FIFA tidak menghormati keputusan voters dalam kongres resmi PSSI. Kecuali FIFA mendapatkan informasi yang tidak utuh dari pengurus PSSI,” tandasnya.

Wakil Ketua Asprov PSSI Kalbar Helmi Sukarno juga mengaku kecewa terhadap pengurus PSSI karena kinerjanya tidak baik, penuh tipu muslihat, bahkan kerap mengabaikan aspirasi Asprov-Asprov sebagai voters.

“Kami sepakat dan dukung penuh misi KPSN melakukan perubahan total di tubuh PSSI dan tata kelola persepskbolaan nasional. Penolakan FIFA terhadap hasil KLB PSSI 27 Juli 2019 patut dicurigai karena surat sepihak berisi keluhan-keluhan subyektif pengurus PSSI yang sarat kepentingan individu,” ujarnya. [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.