Dark/Light Mode

Optimalkan Jalur Yang Sudah Ada Aja

Usulan Ngaco, Jalur Sepeda Di Tol Bahayakan Pegowes

Jumat, 28 Agustus 2020 06:46 WIB
Ilustrasi pecinta sepeda saat gowes di jalan utama Ibu Kota Jakarta. (Foto : Rakyat Merdeka/Khairizal Anwar)
Ilustrasi pecinta sepeda saat gowes di jalan utama Ibu Kota Jakarta. (Foto : Rakyat Merdeka/Khairizal Anwar)

 Sebelumnya 
Selain soal aturan, Djoko meminta perhatikan juga faktor keselamatan yang menjadi perhatian utama. Kendaraan yang lewat di jalan tol minimal kecepatannya 60 kilometer per jam. Dikatakannya, Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca dan Pesing saja dilarang bagi pemotor, karena khawatir terpaan angin.

Sementara jalan tol Cawang-Tanjung Priok berada di atas, tentu angin juga kencang. Dia menambahkan, jalur sepeda di jalan tol tidak boleh sembarangan. Harus ada jalur khusus. Ada pembatas yang aman antara roda dua dan roda empat.

Kota Beijing, China, salah satu yang telah menyediakan jalur sepeda di jalan tol sejak Mei 2019 lalu. Namun, jalurnya khusus dan sangat aman, tidak bersinggungan dengan kendaraan roda empat.

Selain itu, Djoko menyebut, penggunaan bahu jalan tol sebagai jalur sepeda jelas tidaklah aman. Bahu jalan diperuntukkan untuk keadaan darurat dan jalur patroli rutin jalur petugas jalan tol.

Baca juga : Kowani Ajak Orang Tua Jaga Anak-anak Dari Bahaya Corona

“Harus ada pemisah antara sepeda motor dengan kendaraan roda empat ke atas, seperti di Tol Bali dan Jembatan Suramadu. Yang jelas faktor keselamatan harus dipertimbangkan betul,” imbau Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat ini.

Djoko menyarankan agar memaksimalkan jalur sepeda yang sudah ada. Supaya jalur sepeda yang ada tidak diokupasi parkir liar, Pedagang Kaki Lima (PKL), hingga dilintasi sepeda motor dan mobil.

“Yang ada saja dimaksimalkan. Awasi jalur sepeda agar tak diganggu parkir dan PKL di tepi jalan. Beri pembatas fisik, jangan hanya dicat atau dibatasi cone pembatas. Supaya keselamatan pesepeda terjamin,” tandas Djoko.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkirim surat kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono untuk meminta izin membuka Jalan Tol Dalam Kota untuk dilintasi sepeda. Berdasarkan surat bernomor 297/-1.792.1, Anies meminta ada jalur sepeda di Tol Lingkar Dalam Jakarta Cawang-Tanjung Priok sisi barat dibuka pada hari Minggu pukul 06.00 hingga 09.00 WIB.

Baca juga : Tantowi Yahya Nyanyi Mantel Banyak Warna

Politisi Kebon Sirih Terbelah Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Abdul Aziz menyambut positif usulan ini. Hanya saja, pastikan jalur sepeda hanya untuk jenis sepeda balap atau road bike.

“Kalau untuk road bike, kita ketahui bersama kecepatan sepeda balap ini bisa melaju sampai dengan 60 kilomter per jam. Hanya boleh sepeda balap, sebab sangat riskan apabila para pengguna sepeda standar masuk tol,” kata Aziz.

Dikatakannya, Pemprov DKI membuat permohonan ini untuk mengakomodir para pecinta sepeda balap. Jalur sepeda di ruas tol pun tak sepanjang waktu. Hanya mengakomodir trek khusus bagi pesepeda balap yang lebih aman selama 3 jam di hari Minggu pagi.

Dia yakin pesepeda balap akan aman saat melintas. Sebab akan ada petugas di lapangan mengawasi. Selain itu, jalur sepeda hanya aktif di akhir pekan. “Saya kira jam 06 sampai 09 pagi di hari Minggu kepadatan cukup lenggang, dan selama dijaga personel-personel dari Dishub dan aparat, akan aman dan keselamatan terjamin,” paparnya.

Baca juga : Saran Aja Nih... Buang Ego, Bermusyawarah Lebih Baik

Hal berbeda disampaikan anggota DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak. Dia menilai gagasan ini janggal dan tak masuk akal. Anehnya, roda empat harus berkorban karena ruas tol tersebut ditutup di sisi barat demi para pesepeda.

Sementara pegowes, sebenarnya terancam jiwanya karena angin di tol layang ini tidak dapat diduga. Selain itu, perlu banyak petu- gas untuk mengawasi keamanannya. Padahal, saat ini tengah pandemi Covid-19. Selain keamanan, belum lagi pengawasan terhadap protokol kesehatan.

“Mengawasi masyarakat selama Covid-19 saja tidak optimal. Sekarang petugas mau ditambah kerjaan nggak jelas. Ini hanya kebutuhan hari Minggu, dari Cawang ke Priok. Safety sangat nggak masuk akal. Pengemudi mobil yang berkorban nggak boleh masuk tol. Sebaiknya jangan mengorbankan keselamatan masyarakat,” tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.