BREAKING NEWS
 

Kontroversi Raibnya 3 Patung Penumpas G30S

Kamis, 30 September 2021 07:40 WIB
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Meski “dijewer” oleh atasannya, karier Jenderal Dudung tidak sirna. Tidak lama setelah itu, jenderal ini mendapat promosi yang mengejutkan: diangkat sebagai Panglima Kostrad! Jabatan yang selama ini dianggap sebagai “jembatan” menuju jabatan tertinggi di Angkatan Darat, yaitu Kepala Staf Angkatan (KASAD).

Bahkan, di tengah isu-isu seputar calon Panglima TNI yang sebentar lagi bakal dibuka oleh Presiden Jokowi, nama Letnan Dudung Abdurachman juga ikut-ikutan terkerek: Ia calon kuat KASAD.

Jika KASAD Jenderal Andika Perkasa harus keluar dari Markas AD di Jalan Veteran untuk mengemban jabatan yang lebih tinggi, Dudunglah penggantinya, kata seorang angota Komisi I DPR yang purnawirawan bintang dua.

Tapi, kembali kepada pertanyaan kita di atas: Kenapa Pangkostrad Dudung Abdurachman secara spontan menyetujui permintaan mantan Pangkostrad A.Y. Nasution untuk membongkar dan mengambil kembali 3 patung yang didirikannya di Kostrad?

Baca juga : Prof. J.E. Sahetapy: Pintar Dan Berani

Apa arti “Terkesan selama ini hatinya terganggu atau tidak tenang karena merasa bersalah atas pembuatan ke-3 patung tersebut.”

Bagi saya, ini alasan yang sulit dimengerti dan multi interpretasi. Jangan lupa, diorama berisikan 3 patung sosok pendekar itu dibuat oleh Panglima Kostrad dan disimpan di Markas Kostrad.

Meskipun idenya berasal dari Letjen AY Nasution selaku Pangkostrad, patung-patung bersejarah itu bukanlah milik pribadi Nasution, tapi sudah menjadi milik negara. Ketika ia punya gagasan membangun 3 patung itu, AY Nasution bertindak sebagai Pangkostrad, bukan sebagai pribadi.

Demi ketenangan dan pengertian para perwira tinggi TNI yang masih aktif, demi kejelasan sejarah seputar G30S/PKI, AY Nasution, menurut hemat kita, seyogianya memberikan penjelasan yang lebih rinci secara terbuka, jangan timbul interpretasi yang simpang-siur.

Baca juga : 44 Napi Tewas, Menkumham Tidak Bisa Lepas Tangan

Yang juga membingungkan kita: Apakah Pangkostrad Dudung Abdurachman sudah berkonsultasi dan minta izin dulu kepada KASAD selaku atasannya? Jangan lupa, secara organisatoris, Kostrad berada di bawah TNI-AD. Jika tanpa persetujuan KASAD ketika ia serta-merta menyetujui permintaan AY Nasution, repot nih.

Terakhir, tergusurnya patung Letnan Jenderal TNI (alm) Sarwo Edhie bisa saja menimbulkan macam-macam perasaan negatif di hati SBY, menantu Sarwo Edhie yang juga Jenderal TNI.

De facto, Sarwo Edhie memang sangat harum namanya ketika ia memimpin pasukan membersihkan orang-orang dan simpatisan PKI pasca tragedi G30S/PKI, terlepas dari masalah HAM.

Memang amat disayangkan tragedi G30S/PKI hingga hari ini masih tidak jelas-sejelasnya. Ada yang haqul yaqqin, termasuk Penulis, bahwa tragedi itu merupakan upaya pemberontakan PKI untuk merebut kekuasaan dari tangan Presiden Soekarno; namun tidak sedikit pihak yang percaya Mayor Jenderal Soeharto, Pangkostradi ketika itu, otak dari tragedi nasional itu.

Baca juga : Siapa Menikmati Subsidi Pupuk?

Entah sampai kapan anak-cucu kita bisa mendapat gambaran yang sebenarnya tentang tragedi berdarah yang menewaskan 6 jenderal dan 1 perwira muda TNI itu. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense