BREAKING NEWS
 

Hadapi Tantangan Dan Ketidakpastian Ekonomi

Airlangga Minta Pengusaha Lebih Fleksibel Dan Adaptif

Reporter : NOVALLIANDY
Editor : MUHAMAD FIKY
Rabu, 26 Januari 2022 08:20 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Indonesia Economic Outlook 2022 yang diselenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) bersama Asosiasi Pemerintah Seluruh Kabupaten Indonesia (APKASI) secara virtual pada Selasa (25/01). (Sumber ekon.go.id).

 Sebelumnya 
“Ada juga insentif PPN Barang Mewah otomotif, terutama di bawah harga Rp 200 juta dan di bawah Rp 250 juta,” paparnya.

Airlangga mengatakan, Pemerintah juga terus melakukan upaya perbaikan dan peningkatan efektivitas dalam penanganan Covid-19 melalui strategi hulu dan hilir. Sehingga target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen tahun ini bisa tercapai.

“Pengendalian pandemi yang efektif menjadi kunci pemulihan ekonomi. Pandemi yang terkendali mendorong keyakinan, dan mobilitas penduduk yang akan membuat ekonomi tumbuh sesuai target kita,” papar Airlangga.

Baca juga : Airlangga Jinakkan Satu Peluru Oposisi

Eks anggota DPR ini berharap, kerja sama antara stakeholders hingga pelaku usaha di Indonesia bisa terjalin baik.

Tahan Kenaikan Tarif

Direktur Eksekutif Center of Law and Economic Studies (Celios) Bhima Yudhistira memprediksi, perekonomian domestik tahun ini akan tumbuh di kisaran 4,5 persen hingga 5 persen. Itu pun disertai sejumlah tantangan yang tidak mudah.

Baca juga : Sigap Tangani Dampak Letusan Semeru, PMI Turunkan Bantuan Personel Dan Hagglund

“Tantangan tahun ini akan lebih kompleks dibandingkan 2021. Salah satunya, potensi melonjaknya inflasi. Dikhawatirkan akan mengganggu kualitas pertumbuhan ekonomi,” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Selain itu, adanya ancaman dari pengetatan kebijakan moneter atau tapering off oleh Bank Sentral AS, The Fed. Hal itu dikhawatirkan mengganggu stabilitas moneter di dalam negeri.

“Kalau dana asing banyak yang keluar dari Indonesia bisa terjadi guncangan di sektor keuangan, disertai dengan depresiasi nilai tukar. Efek tapering off juga membuat suku bunga pinjaman lebih mahal,” ujarnya.

Baca juga : Kebut Pemulihan Dan Stabilitas Ekonomi, BI Terapkan 5 Instrumen Kebijakan Ini

Bhima menyarankan beberapa opsi yang bisa dilakukan Pemerintah, agar perekonomian bisa tetap stabil tahun ini. Antara lain, menahan dulu rencana kenaikan tarif listrik, BBM dan penghapusan Pertalite.

“Substitusi produk impor juga harus segera disiapkan, karena gejolak harga barang impor berisiko terjadi. Yang terpenting, stabilitas nilai tukar rupiah dijaga,” pungkasnya. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense