BREAKING NEWS
 

Vaksin Booster Untuk Nakes

Warganya Belum Semua Kebagian Eh, Pejabat Sudah 3 Kali Divaksin

Reporter : AHMAD LATHIF ROSYIDI
Editor : ABDUL SHOMAD
Sabtu, 11 September 2021 06:10 WIB
Vaksin Moderna. (Foto: Dok. Kementerian Kesehatan).

 Sebelumnya 
Pejabat tersebut bukan hanya maling, per­ampok uang rakyat, tetapi juga nyawa rakyat, terutama rakyat kelas bawah,” tegas @sabar­maniak, kesal. “Memang pejabatnya banyak yang memanfaatkan posisi untuk keuntun­gan pribadi, makanya susah maju,” sahut @ Andre_james.

Akun @diponegros menyesalkan sejumlah pejabat dan aparat beserta keluarganya yang berlomba-lomba mendapat vaksin booster. “Padahal, realisasi vaksinasi Covid di level rakyat bawah masih sangat rendah,” katanya

“Yang belum divaksin Covid-19 masih banyak, apalagi yang luar Jawa,” kata @piyopikavet.

Baca juga : Mu Lebih Sadis Dari Delta Masih Prediksi, Tetap 3M Dan Vaksinasi!

Menurut @pitoyo_pambudi, pejabat yang telah mendapat vaksin booster karena takut mati.

Kata @Oktorakyat, kalau sudah urusan hidup mati, manusia jadi serakah. “Termasuk soal vaksin booster,” katanya.

“Mereka merampas peluang hidup saudara, tetangga, atau teman sendiri yang mayoritas belum divaksin,” kata @aik_arif.

Baca juga : Alhamdulillah, Tetap Jaga Prokes Dan Jangan Takabur

Akun @nyatanya menuntut penegakan hukum terhadap para pejabat dan keluarganya yang telah merampas vaksin booster. Dia mengusulkan hukuman mati atau kerja sosial dengan men­jadi perawat Covid-19 tanpa Alat Pelindung Diri (APD) selama beberapa bulan.”Prioritas booster itu untuk nakes! tegasnya.

Akun @martin_lorenzo tidak kaget dengan sejumlah pejabat mendapat vaksin booster. Kata dia, sudah biasa di negeri +62 yang namanya pelayan rakyat selalu lebih diprioritaskan dari­pada rakyatnya sendiri.

Akun @alex menyambung. Dia bilang, bu­kan rahasia lagi banyak keluarga dokter sudah vaksin 4 kali. “Coba donk ditegaskan lagi Kemenkes,” katanya.

Baca juga : Fasilitas Publik Dibuka Lagi

Akun @darmatari tidak mempermasalah­kan vaksin booster untuk pejabat dan aparat. Menurutnya, sasaran program vaksinasi adalah populasi, bukan perorangan. Sehingga tidak masalah siapa pun yang divaksin duluan.

“Hanya saja, ketika jumlah vaksin yang diadakan atau dibeli oleh negara masih terbatas, sehingga ada penerapan prioritas penerima,” ujarnya.

Bertonymino menegaskan, kabar pejabat menda­patkan vaksin booster bukan hanya di Jakarta. Tapi juga pejabat-pejabat di daerah. Bahkan, termasuk keluarga dan kolega-koleganya. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense