BREAKING NEWS
 

Obat Corona Sangat Dibutuhkan

Senayan Ingatkan BPOM Jangan Standar Ganda

Reporter & Editor :
SRI NURGANINGSIH
Sabtu, 22 Agustus 2020 06:33 WIB
Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty mengapresiasi langkah Universitas Airlangga (Unair), TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN) terlibat dalam pembuatan obat Covid-19 sebagai alternatif untuk masyarakat. Obat tersebut sangat dibutuhkan untuk meningkatkan angka kesembuhan corona di Indonesia.

“Saya ingin mengapresiasi inovasi dari Unair dan dukungan yang all out yang diberikan TNi dan BiN. Saya mendorong agar universitas lain juga melakukan hal sama. Karena bangsa ini sedang membutuhkan inovasi segera untuk membantu kita keluar dari krisis. Ayo kita berlomba-lomba berkontribusi, bukan malah menunjukkan sikap negatif,” kata Evita di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Komisi V DPR Minta Baleg Segera Bahas RUU LLAJ

Hal itu disampaikan evita terkait perdebatan yang terjadi terkait izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Saat ini, BPOM belum memberikan izin ke obat Covid19 buatan Unair, dengan alasan uji klinis obat tersebut belum valid.

Evita memuji pihak unair yang menyatakan akan melakukan evaluasi dan menyempurnakan uji klinis. “Kita hargai jiwa besar Unair, sekaligus menjadi kritik kepada BPOM bahwa mereka harus membuat standar atau perlakuan yang sama antara obat ini dengan obat yang lain yang sudah dike luarkan izinnya. Jangan diskri minatif, jangan standar ganda,” sambung Evita.

Baca juga : Golkar: Yang Dilakukan Pemerintah Lampaui Tuntutan KAMI

Menurutnya, selama ini ada banyak obat yang diberikan izin oleh BPOM. Termasuk obat flu atau obat batuk yang tidak jelas efektivitasnya, juga yang dari impor. Termasuk juga izin ke obat HerbaVid19, obat tradi sional Covid19 yang didaftar kan PT Satgas lawan Covid-19 DPR, yang pabrik obat berlokasi di Jakarta utara.

“Pertanyaanya, kenapa obat Covid dari Unair ini sulit sekali meskipun sudah melalui rang kaian uji dan terbukti kesem buhannya? Kenapa dia tidak bisa menjadi obat alternatif seperti ada banyak obat flu atau obat batuk yang beredar?Iingat, ini obat bukan vaksin lho,” ujar Evita.

Baca juga : DPR Pertanyakan Sikap BPOM Soal Obat Covid-19

Dia berharap jangan sampai terjadi persaingan bisnis dalam urusan ini. Evita menilai, obat dari Unair ini bisa menjadi alternatif baru untuk terapi Covid-19. Apalagi, sejauh ini obat buatan Unair tersebut sudah melakukan uji klinis obat kombinasi sesuai protokol yang disetujui BPOM melalui Persetujuan Pelaksanaan uji klinik (PPUK).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense