Dark/Light Mode

TPA Cipayung Kewalahan

Sampah Warga Depok Tingginya Seperti Bukit

Sabtu, 5 Januari 2019 11:55 WIB
(Foto: Istimewa)
(Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung milik Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sudah penuh sampah. Mau tidak mau pemerintah setempat harus segera mencari tempat yang baru.

Mulai 2019 ini, Depok bakal mengirim 300 ton sampahnya per hari Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut-Nambo, Kabupaten Bogor. Masalahnya, tiap hari sampah yang dibuang ke TPA Cipayung mencapai 700 ton.

Menemukan TPA Cipayung lumayan mudah. Namun, jalan menuju ke lokasi tersebut tidak terlalu lebar. Jika ke sana saat pagi hari maka kita bakal beriringan dengan truk-truk penuh sampah. Memang sampahnya ditutup terpal. Tapi bau dan air sampah yang berceceran sudah bikin hidung sesak.

Rakyat Merdeka menyambangi TPA Cipayung pada waktu siang menjelang sore. Alasannya, supaya tidak berbarengan dengan truk-truk pengangkut sampah yang menuju TPA itu. Di pinggir jalan menuju TPA, banyak warga memiliki usaha sebagai pengepul barang bekas dan sampah. 

Baca juga : Caleg Tempur Di Lapangan, Senayan Seperti Kuburan

Sekitar 300 meter sebelum lokasi TPA, bau aneh sudah menusuk hidung. Namun warga yang berlalu lalang, yang tinggal di rumah, hingga yang berjualan di sekitar kawasan tersebut terlihat tidak terganggu. Bau sampah makin menjadi. Tumpukan sampah yang menggunung sudah mulai kelihatan. 

Bau tersebut makin menggila saat kita sudah di gerbang TPA. Bau tajam dari sampah rumah tangga dan pasar memang menyiksa hidung dan bikin sakit kepala. Hal yang masih enak dipandang adalah gerbang TPA-nya bagus, dengan tulisan ‘Pemerintah Kota Depok, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan’.

Dekat gerbang ada beberapa bangunan, beberapa truk sampah berplat merah juga tampak berjejer. Sejumlah petugas kebersihan dengan pakaian yang kotor masih ada di sana. Seorang di antaranya mengaku tadi sudah menurunkan sampah dari truk. “Ini mau pulang,” katanya.

 Jika dilihat dari gerbang, tinggi bukit sampah di TPA Cipayung setara dengan 5 truk sampah yang ditumpuk keatas. Makin kita mendekat ke bukit sampah itu terasa makin horor. Sampah yang didominasi plastik tersebut bisa roboh atau longsor. Untungnya cuaca panas terik, jika hujan maka bau sampah makin menggila dan potensi longsor jadi lebih tinggi.

Baca juga : Sandi: Yang Penting Rakyat Bersama Kita

Di bukit sampah tersebut, sebagian sudah ditumbuhi semak dan rumput. Sejumlah alat berat seperti back hoe dan excavator juga ada di sana. Beberapa pemulung masih berusaha mengais barang berharga dari sampah yang baru turun truk. 

Seorang warga, U d i n menuturkan, bau sampah di TPU Cipayung memang minta ampun. Sejak dibawa truk pun sampahnya memang bau. “Tiap pagi truk sampah yang lewat Jalan Raya Keadilan sudah bau, makin bau lagi kalau sudah di TPA,” katanya. 

Warga lainnya, Rianti menyebutkan, bau dari TPU Cipayung bisa merebak sampai perumahan warga yang jaraknya lumayan jauh. Seperti di kawasan Sawangan Permai dan Pasir Putih. “Baunya bisa sampe ke rumah pas subuh dan abis maghrib,” ujarnya.
 
Senada dengan itu, Asmawi mengatakan, bau sampah tersebut memang menggila. “Gini aja, parfum paling mahal pun kalah harum sama sampah Cipayung,” selorohnya.

Warga berikutnya, Dandi mengaku bingung aja kok sampah di TPA Cipayung bisa menumpuk sampai menggunung. Harusnya kan sampah diolah, lagi pula  teknologi pengolahan sampah juga sudah canggih. “Lah ini sampah plastik puluhan tahun menumpuk malah jadi gunung,” sindirnya.

Baca juga : SMS Penipuan Tetap Saja Meneror Ponsel Warga

Untuk diketahui, luas TPA Cipayung mencapai 10 hektare. TPA sudah difungsikan sejak tahun 1985. Kepala Bidang Pelayanan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, Iyay Gumilar, menuturkan TPA Cipayung di Kota Depok sudah kelebihan kapasitas. 

Setiap harinya sekitar 800 ton sampah dibuang ke sana. Akibatnya tinggi tumpukan sampah di landfill atau sumur pembuangan sudah mencapai 20-30 meter, padahal batas maksimal 10 meter. “TPA Cipayung sudah tidak bisa lagi menampung sampah dan rawan longsor,” ujarnya. 

Pemkot Depok sendiri sudah ada kontrak kerja sama pembuangan sampah di TPPAS Lulut Nambo. Namun, Pemerintah Jawa Barat hanya mengizinkan Depok membuang sampah ke Nambo sebanyak 200-300 ton per hari. TPPAS Nambo sendiri berkapasitas1.800 ton sampah per hari. Tapi TPPAS ini akan melayani sampah dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Kota Tangerang Selatan.  [OSP]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.