Dark/Light Mode

Kasus KPPS Meninggal Terjadi Lagi, Ayo Cari Salahnya Di Mana?

Titi Anggraini: Model Keserentakan Harus Dievaluasi Lagi

Senin, 19 Februari 2024 07:50 WIB
Titi Anggraini, Pengajar Hukum Pemilu UI. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id
Titi Anggraini, Pengajar Hukum Pemilu UI. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilu 2024 menyisakan duka bagi para petugas yang mengawal jalannya pesta demokrasi ini. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebanyak 29 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2024, meninggal dunia sepanjang periode 10-17 Februari 2024.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, angka itu berdasarkan data yang dihimpun pada 10-17 Februari 2024, pukul 18.00 WIB.

"Terutama, karena masih banyak yang berusia di atas 55 tahun, dan 15 persen memiliki penyakit komorbid yang belum terkontrol," kata dia kepada Rakyat Merdeka, Minggu (18/2/2024).

Baca juga : Guspardi Gaus: Mungkin, Perlu Dibuat Dua Panel

Nadia menyebut, selain KPPS, ada juga petugas Pemilu lain yang meninggal. Berdasarkan kategori pasien, petugas Pemilu yang meninggal, didominasi KPPS. Rinciannya, 29 KPPS, 10 Linmas, 9 saksi, enam petugas, dua Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan satu Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Dari data tersebut, 57 petugas Pemilu yang meninggal itu, terdiri dari 18 pasien usia 41 sampai 50 tahun, 15 pasien usia 51 sampai 60 tahun, delapan pasien usia 31 sampai 40 tahun, tujuh pasien usia 21 sampai 30 tahun, lima pasien usia di atas 60 tahun, dan empat pasien usia 17-20 tahun.

Selain itu, Kemenkes juga mencatat ada 8.381 petugas Pemilu 2024 yang mengalami gangguan kesehatan atau sakit. Rinciannya, yakni 4281 KPPS, 1040 PPS, 1034 petugas, 707 saksi, 694 Linmas, 381 Bawaslu, dan 244 PPK.

Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Idham Holik mengatakan, kelelahan menjadi faktor banyaknya anggota KPPS meninggal dunia saat penugasan. 

Baca juga : Ganjar-Mahfud Masih Solid

"Tapi, ada juga informasi yang mengatakan, kelelahan memicu aktifnya komorbid, gitu. Nanti secara otoritatif ahli kesehatan, tapi ini informasi (kelelahan) yang kami terima,” kata Idham dalam keterangannya, di Jakarta, Minggu (18/2/2024).

Anggota Komisi II DPR Guspardi Gaus prihatin atas masih banyaknya anggota KPPS yang meninggal dunia. Namun, dia menjelaskan, Komisi II DPR saat reses, selalu menanyakan kesiapan KPPS. 

"Sudah ada cek kesehatan untuk calon anggota KPPS, serta batasan usia," jelas Guspardi saat dihubungi Rakyat Merdeka, Minggu (18/2/2024). 

Dosen Ilmu Pemilu Universitas Indonesia, Titi Anggraini menyebut, ada beberapa hal yang membuat KPPS masih ada yang meninggal. Menurut Titi, proses Pemilu yang panjang dan faktor kesehatan anggota KPPS, menjadi salah satu penyebabnya. 

Baca juga : Kemiskinan Ekstrem Banyak Terdapat Di Kampung Kumuh

"Kami menilai, desain keserentakan seperti itu, lebih cocok untuk Indonesia, dengan jeda dua tahun, mempertimbangkan waktu seleksi penyelenggara Pemilu," ucap Titi Anggraini, Minggu (18/2/2024). 

Melihat masih banyaknya petugas Pemilu meninggal, maka pencegahan agar kasus serupa tidak terjadi lagi, ke depan pencegahan harus lebih baik.

Untuk membahas topik ini lebih lanjut, berikut wawancara dengan Guspardi Gaus dan Titi Anggraini. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.