Dark/Light Mode

Merdeka Digital di Seluruh Pelosok Negeri

Rabu, 31 Januari 2024 08:53 WIB
Ilustrasi talenta digital (Sumber: Pribadi)
Ilustrasi talenta digital (Sumber: Pribadi)

Semua tempat adalah sekolah, semua orang adalah guru. Adagium ini oleh Ki Hajar Dewantara, selaku Bapak Pendidikan di negeri ini, mengandung makna yang sangat relevan dengan kondisi saat ini. Saat ketika proses belajar mengajar sudah tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu.

Tidak dapat disangkal bahwa terjadi pergeseran nilai-nilai pendidikan seiring dengan adanya alih metode pembelajaran. Dari proses tatap muka (luring) menjadi pembelajaran online (daring). Perbedaan ini sangat mencolok, dengan seluruh sumber informasi dapat dengan mudah diakses. Hal ini sangat berbeda dengan era tahun 90-an di Indonesia, ketika teknologi belum se-advanced seperti sekarang.

Pergeseran metode pembelajaran ini juga membawa dampak pada nilai-nilai pendidikan. Dahulu, untuk memperoleh pengetahuan, terutama dalam bidang Teknologi Informasi (TI), dibutuhkan upaya dan waktu yang cukup besar. Pada masa itu, literatur didominasi oleh buku-buku teks.

Buku teks dianggap sebagai pintu ilmu bagi setiap pelajar, bahkan hingga saat ini masih menjadi rujukan utama calon programmer. Namun, hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023 menunjukkan bahwa 77,46 persen siswa usia 5-24 tahun pernah mengakses internet, dan 27,46 persen di antaranya digunakan untuk pembelajaran online.

Kondisi ini menyebabkan peralihan model pembelajaran, yang saya sebut sebagai 'pindah kamar' belajar. Istilah ini mencerminkan perubahan dalam proses belajar mengajar, yang sekarang ilmu pengetahuan bisa diakses dengan sangat mudah.

Baca juga : Ruang Pintar Persempit Jurang Digital Bagi Anak Di Pelosok Indonesia

Pada pertengahan tahun 90-an, bahkan untuk menjadi administrator perkantoran, seseorang harus memiliki keterampilan mengoperasikan komputer. Keterampilan ini diperoleh melalui lembaga-lembaga belajar atau kursus komputer. Namun, bahan ajar saat itu masih berupa handout yang akan dipraktikkan selama proses belajar.

Bagaimana dengan seorang calon programmer yang harus memahami proses pengoperasian komputer di balik sebuah aplikasi, atau yang biasa disebut sebagai back end? Ini menjadi pertanyaan yang menarik, mengingat perkembangan bidang ilmu Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa di masa lalu, mengejar ilmu, terutama dalam bidang yang menjadi dasar perubahan peradaban manusia, adalah suatu tantangan. Perjuangan keras para pendahulu pada saat itu menjadi landasan bagi perubahan yang kita saksikan dalam proses pembelajaran sekarang.

Saat ini, akses ke ilmu pengetahuan komputer telah sangat memudahkan. Cabang-cabang ilmu komputer seperti teknik komputer, ilmu komputer, rekayasa perangkat lunak, teknologi informasi, dan sebagainya dapat dipelajari dengan mudah dan nyaman. Seseorang tidak perlu lagi datang ke tempat kursus fisik, melainkan dapat mengaksesnya menggunakan gadget seperti laptop atau smartphone.

Berkembangnya sekolah coding online menawarkan paket belajar menarik. Belajar tidak lagi terbatas oleh ketersediaan waktu, karena dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Kurikulum yang diterapkan mencakup studi kasus nyata, memungkinkan pelajar untuk mengatasi masalah dunia kerja dengan lebih mudah.

Baca juga : Yusril: Rizal Ramli Sosok Religius

Riset dari Alfa Beta menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas talenta digital Indonesia dapat memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan PDB, mencapai 16 persen. Talentanya akan berperan dalam membangun ekosistem ekonomi digital, seperti e-commerce, dan sebagainya. Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA) juga memperkirakan bahwa ekonomi digital akan menyumbang 18,87 persen dari PDB Indonesia pada tahun 2030.

Penting untuk dicatat bahwa kebutuhan akan jumlah programmer di Indonesia bukan hanya terkait dengan ekonomi digital domestik, tetapi juga dengan ambisi untuk mempengaruhi dan menguasai ekonomi digital global. Bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini menjadi potensi besar yang harus dimanfaatkan.

Mengacu pada konsep "pendekatan kapabilitas" oleh Amartya Sen, pembangunan tidak hanya tentang aspek ekonomi, tetapi juga tentang meningkatkan kapasitas dan kemampuan individu. Fokus pada kapabilitas ini penting untuk memahami kondisi dan potensi manusia secara menyeluruh, khususnya generasi emas yang saat ini tengah dipersiapkan. Pertanyaannya, sejauh mana para pemangku kebijakan memberikan perhatian serius terhadap isu ini?

Pada tahun 2022, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengeluarkan kebijakan melalui Permendikbudristek Nomor 5 dan Permendikbudristek Nomor 7, yang menjadi standar baku untuk kompetensi lulusan siswa. Kebijakan ini diimplementasikan melalui program Merdeka Belajar, yang diwujudkan melalui penerapan teknologi pada Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Program ini memberikan dampak yang signifikan pada dunia pendidikan Indonesia, termasuk dampak positif pada tenaga pengajar. Menurut Oliver Wyman, salah satu konsultan independen global yang fokus pada teknologi pendidikan, sekitar 50 persen pendidik mengalami peningkatan kepercayaan diri dalam proses mengajar, dan lebih dari 60 persen dapat lebih mengenali talenta para siswa. Platform ini juga telah digunakan oleh 43 persen guru di daerah pedesaan.

Baca juga : KPU-Bawaslu Diminta Hadirkan Pemilu Luber-Jurdil

Capaian ini menjadi tonggak penting bagi negara dalam mempersiapkan generasi yang handal di bidang teknologi. Diperlukan banyak anak-anak bangsa yang memiliki semangat seperti "Benjamin" dalam film "Who am I" yang mengisahkan seorang anak yang terlibat dalam dunia hacker. Kisah tersebut bukanlah semata fiksi, tetapi mencerminkan proses pembentukan generasi untuk sebuah negara yang berdaya.

Jika Indonesia ingin menjadi negara mandiri dan berdaulat, sebagaimana diimpikan oleh Bapak Bangsa Bung Hatta, maka penting bagi kita untuk mempersiapkan generasi "Benjamin" menuju Indonesia Emas 2045, sebagaimana diamanatkan oleh para calon pemimpin bangsa saat ini.

  1. Sinkronisasi Antar Lembaga Pendidikan: Saat ini, terdapat perbedaan signifikan antara lembaga pendidikan formal, seperti Sekolah Menengah Atas (SMA), baik yang bersifat umum maupun kejuruan, dengan lembaga pendidikan swasta. Metode pembelajaran online yang diterapkan oleh lembaga pendidikan swasta dengan berbagai studi kasus telah membuktikan efektivitasnya dalam mengembangkan keterampilan pelajar. Pemerintah perlu memperhatikan terobosan-terobosan ini dan berupaya melakukan kolaborasi. Dengan biaya pendidikan IT yang terjangkau dan mutu yang baik, pemerintah dapat mencetak banyak generasi muda emas yang siap menghadapi tantangan masa depan.
  2. Akses Lapangan Kerja: Keunggulan lembaga pendidikan swasta terletak pada akses ke lapangan kerja. Hal ini memiliki dampak positif, karena ilmu yang diperoleh oleh pelajar dapat diaktualisasikan dalam dunia kerja. Jika biaya pendidikan di bidang IT terjangkau melalui kolaborasi pendidikan, akses ke lapangan kerja akan menjadi lebih mudah. Tidak hanya lembaga pemerintahan, tetapi juga perusahaan besar membutuhkan talenta IT dari dalam negeri.
  3. Riset yang Berkelanjutan: Sukses suatu program perlu dikembangkan melalui riset yang berkelanjutan. Bidang IT yang dinamis memerlukan terobosan-terobosan baru dari penelitian secara terus-menerus. Talenta-talenta yang muncul dari program pemerintah perlu terus mengasah bakat dan keterampilan mereka. Melalui riset dan pengembangan di bidang IT, talenta-talenta ini dapat terus berkembang dan menjawab tantangan bangsa, khususnya dalam bidang IT.

Penting untuk diingat bahwa generasi emas tidak hanya berasal dari kalangan yang memiliki kemampuan ekonomi mapan. Setiap anak bangsa dari semua lapisan masyarakat berhak mendapatkan pendidikan yang layak, terutama dalam bidang Teknologi, Informasi, dan Telekomunikasi. Dengan demikian, Indonesia Emas akan bersinar dari setiap sudut Tanah Air tercinta ini.

Muhammad Faisal Saihitua
Muhammad Faisal Saihitua
Muhammad Faisal Saihitua (Pengamat Industri Digital/Ketua DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.