Dark/Light Mode

Insentif Pegawai Meningkat

Aksi Buyback Saham Dongkrak Kinerja BRI

Sabtu, 19 Februari 2022 08:00 WIB
PT Bank Rakyat Indonesia. (Foto: BRI).
PT Bank Rakyat Indonesia. (Foto: BRI).

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melakukan pembelian kembali sahamnya (buyback) diprediksi memberikan dampak positif. Kinerja bank pelat merah itu bakal jauh lebih baik.

Saham hasil buyback itu rencananya akan dialokasikan sebagai insentif lewat program kepemilikan saham untuk karyawan, direksi, dan komisaris perusahaan. Hal ini diharapkan bisa mengkatrol semangat kerja pegawai. Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, pihaknya memastikan aksi itu tidak akan mempengaruhi kondisi keuangan BRI.

Langkah buyback ditempuh sebagai bentuk optimisme terhadap kenaikan kinerja. “Buyback dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Serta memperhatikan kondisi likuiditas, permodalan perseroan dan peraturan yang berlaku,” jelas Aestika dalam keterbukaan informasi yang dikutip, Rabu (16/2).

Dalam keterbukaan informasi sebelumnya pada 21 Januari 2022, manajemen BRI mengumumkan akan melakukan buyback saham perseroan sebesarbesarnya Rp 3 triliun. Perkiraan nilai buyback tersebut belum termasuk biaya komisi perantara pedagang efek lainnya, yakni sekitar 0,33 persen dari nilai buyback.

Baca juga : Mentan Dorong Petani Bone Tingkatkan Produksi Padi Lewat Terobosan IP400

Buyback diperkirakan dilaksanakan pada rentang 1 Maret 2022-31 Agustus 2023. Seperti diketahui, pada 2015 dan 2020, perseroan sudah melakukan buyback saham, dengan berpedoman pada Peraturan OJK No.2/POJK.04/2013 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan.

Hampir seluruh saham yang diperoleh dari buyback tersebut telah dialihkan melalui program kepemilikan saham pekerja. Menurut Aestika, program itu berhasil meningkatkan engagement pekerja. Pekerja terdorong untuk berkontribusi lebih optimal terhadap pencapaian target perseroan. “Kami ingin meningkatkan aspirasi pekerja dengan meningkatkan kepemilikan saham BRI oleh karyawan,” ujarnya.

Menyoal ini, Analis emiten dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengatakan, aksi buyback dapat diasumsikan bahwa harga BBRI saat ini masih di bawah fundamentalnya. Namun, sambungnya, manajemen BRI percaya bahwa ke depan akan mampu kembali mengatrol kinerja fundamental.

Dengan demikian, akan berimbas positif terhadap kinerja harga saham BRI. Dan suatu saat periode buyback itu selesai, maka harus dilepas lagi. Bisa dilepas kembali itu bisa kembali ke publik atau dalam bentuk ESOP (Employee Stock Ownership Plan). “Kalau mereka alokasikan saham hasil buyback untuk ESOP, kemungkinan harapannya ada sense of belonging dari para pekerja BRI.

Baca juga : Lawan Bhayangkara, Beckham Pantang Jiper

Sehingga para pegawai makin giat bekerja, yang pada akhirnya menopang pertumbuhan kinerja dari BRI,” kata Reza kepada Rakyat Merdeka. Ia mengakui, ada pergerakan positif dari saham BBRI pada 2022. Menurutnya, kemampuan manajemen BRI dalam menjaga kinerja yang baik di masa pandemi Covid-19, telah mendorong sentimen positif di pasar untuk mengapresiasi saham BRI.

Faktor pendorong itu terlihat dari perolehan kinerja operasional BRI yang sangat baik. Adanya peningkatan pertumbuhan pendapatan seiring meningkatnya penyaluran kredit. Serta membaiknya kualitas kredit. “Selain itu, BRI juga mencatat kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK), serta beban bunga juga turun,” ujar Reza.

Ia memproyeksi kinerja BRI ke depan akan terus meningkat. Karena, dalam kondisi pandemi saja, BRI bisa mencatatkan kinerja yang cemerlang dengan membukukan pertumbuhan. “Apalagi jika kondisi ekonomi jauh lebih baik seperti sekarang,” kata dia. Pemerintah optimistis, tahun ini merupakan masa pemulihan ekonomi.

Kondisi yang membaik ini seiring dengan gencarnya vaksinasi yang dipercepat. Dengan berbagai kondisi tersebut, Reza menganalisa target price saham dengan kode BBRI itu bisa mencapai Rp 5.500. Memasuki Februari 2022, saham BBRI terus menguat. Bahkan sempat menyentuh level Rp 4.550 pada perdagangan Selasa (8/2).

Baca juga : Kementan Targetkan Dana KUR Dongkrak Kinerja Pertanian 2022

Dan pada Jumat (18/2) menyentuh level Rp 4.440. Seperti diketahui, sepanjang 2021, BRI mencatat kenaikan laba bersih hingga 75,53 persen year on year (yoy) atau menjadi sebesar Rp 32,22 triliun. Penyaluran kredit BRI secara bank only juga tumbuh 7,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Serta mencapai pertumbuhan di atas industri perbankan nasional sebesar 5,24 persen. Kemudian, untuk Dana Pihak Ketiga, BRI berhasil menghimpun Rp 1.127,8 triliun tumbuh sekitar 7,1 persen yoy. BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan dengan angka Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah di level 3,08 persen.  [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.