Dark/Light Mode

Tambah Modal, Ekonom Kompak Dukung BSI Segera Jadi BUMN

Senin, 7 Maret 2022 11:04 WIB
Gedung Bank Syariah Indonesia (BSI). (Foto: Istimewa)
Gedung Bank Syariah Indonesia (BSI). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Sementara itu berdasarkan kinerja satu tahun pasca merger, BSI telah menunjukan performa positif. Baik dari sisi aset dan juga kemampuan mencetak keuntungan.

Per Desember 2021, laba bersih bank naik 38,42 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 3,03 triliun. Capaian ini mampu bersanding dengan 10 besar bank di Indonesia.

Capaian laba tersebut juga tercermin dari rasio keuangan sepanjang tahun lalu. Tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) BSI meningkat dari 11,18 persen menjadi 13,71 persen.

Kemudian, return on Asset (ROA) juga mengalami perbaikan dari 1,38 persen menjadi 1,61 persen. Bank syariah terbesar di Indonesia ini juga berhasil meningkatkan efisiensi.

Baca juga : Ingin Perubahan, Ijtima Ulama Sulsel Dukung Sandiaga Jadi Presiden

Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BSI turun dari 84,61 persen menjadi 80,46 persen.

Di periode yang sama, aset bank naik 10,73 persen yoy menjadi Rp 265,29 triliun. Hal ini disokong oleh penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp 171,29 triliun atau naik sekitar 9,32 persen yoy.

Di tahun ini juga, ruang gerak BSI untuk menyalurkan pembiayaan, dinilai masih sangat lebar. Hal ini didukung dengan kualitas pembiayaan atau NPF (Non Performing Financing) net perseroan yang sangat baik, atau 0,87 persen.

Ditambah rasio kewajiban penyediaan modal minimum (capital adequacy ratio/CAR) juga cukup tebal atau 22,09 persen, dengan posisi financing to deposit ratio (FDR) 73,39 persen.

Baca juga : Libatkan Masyarakat Lokal, NasDem Kukar Dukung IKN Di Kaltim

Senada pengamat ekonomi syariah Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan, dengan menambah modal, BSI akan memiliki bisnis yang lebih luas. Bank akan lebih mudah mendapatkan dana murah. Hal tersebut kata Fauziah, dampaknya akan besar ke konsumen.

"Karena dana murah banyak di BSI bisa digunakan untuk produk pembiayaan lebih murah. Konsumen diuntungkan kalau bank jadi Bank Umum Kategori Usaha (BUKU) IV,” jelasnya.

Fauziah menambahkan, potensi bisnis BSI masih sangat luas, misalnya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki rekening bank. Ceruk pasar tersebut sangat besar dan belum dioptimalkan oleh bank-bank yang ada saat ini.

"Dengan begitu, peran sosial bank syariah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial, mengingkatkan inklusi keuangan, mengurangi kemiskinan, bisa segera tercapai, tidak hanya utopia," ungkap Fauziah.

Baca juga : Tambah Modal Kerja, Sepeda Bersama Indonesia, Siap IPO

Adapun BSI rencananya akan melakukan rights issue untuk memenuhi ketentuan batas minimal saham publik sebesar 7,5 persen tahun ini.

Mengutip situs BSI, pemegang saham lain dengan kepemilikan kurang dari 5 persen termasuk publik baru menggenggam 7,08 persen saham perseroan. Rencana penambahan modal lewat penerbitan saham baru telah bergaung sejak tahun lalu.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sempat menyebut, nilai saham baru yang akan diterbitkan BSI akan mencapai Rp 7 triliun. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.