Dark/Light Mode

Data BPS: Cabe Merah Penyumbang Inflasi Terbesar

Senin, 1 Juli 2019 18:21 WIB
Ilustrasi penjualan cabe merah di pasar.
Ilustrasi penjualan cabe merah di pasar.

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga cabe merah sama ikan segar menjadi penyumbang inflasi terbesar saat ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,55 persen pada Juni 2019. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi Juni, masih dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan makanan yang memberi andil 0,38 persen."Inflasi utamanya disebabkan oleh kenaikan harga cabe merah, ikan segar, dan selebihnya aneka sayuran seperti tomat sayur dan cabe hijau," katanya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, kemarin.

Secara rinci, inflasi ini disebabkan oleh harga cabe merah yang memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,2 persen. Kemudian, ikan segar dengan andil sebesar 0,05 persen. Sementara, tomat sayur dan cabe hijau memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Baca juga : Bertemu Kim Hyun Mee, Basuki Bicara Pengembangan Infrastruktur

Sejumlah bahan makanan lainnya justru mengalami deflasi, seperti bawang putih yang memberikan andil sebesar 0,06 persen, serta daging ayam ras dan telur ayam ras yang masing-masing menyumbang deflasi 0,02 persen.

Kelompok sandang hanya memberikan andil 0,05 persen terhadap inflasi. Kenaikan terbesarnya terjadi pada harga emas perhiasan 0,02 persen."Harga emas cukup naik signifikan di 76 kota di indonesia, dengan kenaikan tertinggi di Serang yang mencapai 6 persen, demikian di Ternate dan Tarakan 5 persen," ungkapnya.

Sementara kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,04 persen. Penyumbang utama inflasi ini ialah kenaikan upah Asisten Rumah Tangga (ART) sebesar 0,01 persen. selebihnya kenaikan tipis.

Baca juga : Hakim Bentak Bambang, Saksi Terkencing-kencing

Menanggapi itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko ekonomi) Darmin Nasution berjanji akan mengendalikan tingkat inflasi hingga akhir tahun. Hal itu merespon rilis BPS yang mencatat laju inflasi semester I 2019 mencapai 2,05 persen."Ya kalau tidak bisa diturunkan, dia akan di atas 4 persen," katanya.

Darmin mengatakan, pengendalian yang bisa dilakukan utamanya pada kelompok harga barang-barang bergejolak atau volatile foods. Menurut dia, pengendalian itu harus dilakukan mulai saat ini, agar tidak terlambat.

Namun, Darmin tetap optimistis bahwa laju inflasi bisa diturunkan. "Itu bedanya dengan yang lain, bisa naik sekarang, tapi bisa diturunkan nanti. Artinya harus ada upaya sungguh-sungguh supaya dia tetap di 3,5 (target inflasi pemerintah 3,5 +-1 persen). Karena kalau tidak akan di atas 4 persen," katanya.[KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.