Dark/Light Mode

Jokowi Kantongi Komitmen Investasi Rp 175,4 Triliun

Kawal Terus, Jangan Sampai Mangkrak Ya

Minggu, 31 Juli 2022 06:40 WIB
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, Kamis (28/07/2022) sore. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, Kamis (28/07/2022) sore. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).

 Sebelumnya 
“Jika ini bisa terlaksana sesuai dengan komitmen yang sebe­lumnya mereka berikan, tentu dampaknya ke ekonomi akan sangat baik,” tutur Bhima.

Karena itu, dia meminta Pemerintah menjaga stabilitas politik je­lang Pemilu 2024, karena itu akan jadi ukuran bagi investor sebelum menanamkan modalnya.

Selain itu, harus dipastikan juga visibilitas atau kelayakan proyek yang ditawarkan ke in­vestor. Mulai dari kesiapan lahan hingga perizinan di tingkat pusat hingga daerah.

Baca juga : BTNG Merbabu Terus Evaluasi Layanan Bagi Para Pendaki

“Kita tidak bisa pungkiri, selama ini hambatan realisasi investasi sebagian besar adalah teknis. Masalah teknis ini harus jadi perhatian besar Pemerintah, agar komitmen yang masuk bisa terealisasikan menjadi in­vestasi,” ucap Bhima.

Terkait serapan tenaga kerja yang dihasilkan dari investasi yang masuk ke Indonesia selama ini, Bhima menerangkan, porsi investasi di sektor padat modal masih lebih dominan dibanding padat karya.

Hal tersebut masih jadi pe­nyebab rendahnya serapan tena­ga kerja, meski jumlah investasi yang masuk ke Indonesia cukup besar tiap tahun,” ujar Bhima.

Baca juga : KS-Posco Tambah Investasi Rp 52,3 T Buat Perluas Produksi Baja

Hal tersebut, kata Bhima, men­jadi tanda tanya, apa semua komit­men investasi mau ditarik masuk. Seharusnya Pemerintah lebih selek­tif menerima investasi masuk. Harus dipilih, mana yang berdampak besar ke serapan kerja.

Idealnya, sektor padat karya seperti industri tekstil, pakaian jadi, makanan minuman hingga alas kaki, bisa jadi prioritas.

“Jangan sampai kalah dengan Ethiopia, dan Bangladesh. Ada kecenderungan, relokasi investa­si tekstil Indonesia bergeser ke negara itu. Artinya, daya saing kita mulai melemah,” ucapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.