Dark/Light Mode

Polisikan Dua YouTuber

Garuda Disentil Ombudsman

Kamis, 18 Juli 2019 07:57 WIB
Youtuber, Rius Vernandes yang mengunggah video terkait pelayanan maskapai Garuda. (Foto: Istimewa).
Youtuber, Rius Vernandes yang mengunggah video terkait pelayanan maskapai Garuda. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Ombudsman melempar kritik tajam kepada Garuda Indonesia. Maskapai pelat merah ini dianggap kurang bijak menghadapi kritik. Padahal, setiap layanan publik harus siap mendapatkan kritik dari masyarakat.

Usai imbauan larangan foto dan video di dalam kabin pesawat, Garuda kembali menuai sorotan. Dua Youtuber, Rius Vernandes dan kekasihnya Elwiyana Monica, dipolisikan atas dugaan pencemaran nama baik. Keduanya sebelumnya mengunggah video terkait layanan Garuda yang akhirnya viral.

“Garuda ini BUMN, saya sesalkan manajemen krisisnya. Ini adalah krisis. Saya sempat meminta penjelasan sekilas dari Garuda, apakah benar ada menu yang tulisan tangan, apalagi itu untuk kelas bisnis. Ternyata informasi yang sampai ke manajemen ini pun masih simpang siur,” ungkap anggota Ombudsman Alvin Lie di Kantor Ombudsman, Jakarta, kemarin.

Menurut Alvin, Garuda seharusnya menangani viralnya postingan tersebut dengan cara melakukan komunikasi publik yang tepat. Namun yang terjadi, Garuda malah mengeluarkan larangan penumpang berfoto atau membuat video di pesawat hingga melaporkan penumpangnya. Garuda mestinya menginvestigasi kejadian di lapangan secara tuntas.

Baca juga : Golkar Siapkan Kader Muda Buat Menteri

“Saya melihat Garuda masih sangat lemah dalam crisis management. Masih sangat lemah dalam komunikasi publiknya,” sentil Alvin.

Sebagai BUMN besar, Garuda mestinya berpengalaman mengelola krisis sehingga bisa meredam, bahkan menimbulkan hal-hal positif lainnya.

“Yang membedakan manajemen yang baik dan yang buruk itu bukan besar atau kecilnya krisis, tapi bagaimana kita mengelola krisis itu,” ujarnya.

Menurur Alvin, aktivitas penumpang yang kerap mengambil gambar di pesawat justru dapat mempromosikan layanan maskapai. Misalnya, secara tidak langsung mempromosikan layanan dari sisi makanan yang disajikan, kebersihan toilet dan hal lainnya di luar kelaziman baik maupun buruk.

Baca juga : Produksi Cabe dan Bawang Merah Pasca-Lebaran Tetap Aman

“Foto-foto penumpang justru dapat mempromosikan Garuda. Hal (foto) yang baik bisa digunakan untuk sampaikan pujian. Hal yang kurang semestinya atau bahkan buruk, digunakan untuk sampaikan kritik demi perbaikan,” tegasnya.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ( YLKI) juga ikut melemparkan kritik. Ketua Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, seharusnya pihak Garuda melakukan mediasi terlebih dahulu dengan dua orang yang menjadi konsumen mereka tersebut.

“Itu idealnya (melakukan mediasi) karena tidak menimbulkan ketakutan konsumen untuk merevisi sebuah pelayanan,” kata Tulus.

Pengamat penerbangan Gerry Soedjatman menyebut, maskapai pelat merah ini telah melakukan blunder yang bisa berpreseden buruk terhadap citra maskapai.

Baca juga : Gerbang Tol Dibebaskan Jika Terjadi Penumpukan

“Garuda salah besar. Konsumen akan berpikir dua kali untuk naik Garuda,” ingat Gerry. Dia menilai, respons pelaporan ke polisi yang dilakukan Garuda menunjukkan adanya masalah kendali informasi di maskapai itu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.