Dark/Light Mode

Risiko Bisnis Migas Sangat Besar

Menteri Jonan Tawarin BPK Rekrut Ahli Geologi

Selasa, 23 Juli 2019 08:29 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto: Istimewa)
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyarankan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merekrut ahli geologi agar bisa memahami secara betul bagaimana bisnis di sektor industri minyak dan gas bumi (migas). Pasalnya, migas memiliki risiko yang tinggi. Termasuk risiko kerugian negara jika salah mengelola.

Hal ini diutarakan Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam Seminar Nasional “Memetakan Makna Risiko Bisnis dan Risiko Kerugian Keuangan Negara di Sektor Minyak dan Gas Bumi” yang digelar di Gedung BPK, Jakarta, kemarin. 

“Dengan hadirnya ahli geologi yang paham tentang seluk beluk migas di BPK, pemetaan risiko kerugian negara akan lebih optimal,” jelas Jonan. 

Baca juga : Bos Pertamina Sebut Impor Migas Sepanjang 2019 Turun

Kementerian ESDM, kata Jonan, bersedia mengirim inspektur di bidang migas, atau ahli kompeten lainnya ke BPK agar ada kesamaan pemahaman antara Kementerian ESDM dan BPK. 

“Kalau berkenan BPK kirim surat ke saya. Nanti, inspektur migas atau inspektur tambang saya kirim ke sana menjadi pegawai BPK, supaya ada sharing pemahaman apa yang terkandung di perut bumi atau laut tidak semua bisa diprediksi dengan pas,” terang Jonan. 

Dia mencontohkan, La pangan Migas Banyu Urip di Cepu diproduksi sekitar 10 tahun lalu. Padahal, 30-40 tahun lalu Pertamina dan Humpuss mencari cadangan migas tapi tidak ketemu. Cadangan tersebut baru ketemu saat pemerintah menugaskan Pertamina dan Exxon. 

Baca juga : Isak Tangis Warnai Serah Terima Jenazah Korban Kebakaran Pabrik Korek Gas

“Ini satu fakta bahwa tergantung teknologi, tergantung studi eksplorasi, seismik dan sebagainya baru migas dapat dikelola dengan baik,” ujarnya. 

Dia pun mempersilakan, pegawai BPK berperan dalam kegiatan pencarian migas. Sehingga kesalahpahaman yang berujung pada kesimpulan merugikan negara atas kegagalan operasi migas bisa dihindari. 

Lebih lanjut Jonan menerangkan, salah satu penyebab tingginya risiko bisnis migas adalah tidak diketahui dengan persis, bagaimana kandungan migas yang ada di dalam perut bumi. Akhirnya, banyak keputusan yang diambil sifatnya hanya asumsi dan prediksi. 

Baca juga : Menteri Jonan Terharu

“Cadangan migas memang selama ini disebut selalu berkurang. Namun tidak ada yang tahu secara persis bagaimana kandungan yang ada di dalam perut bumi,” kata Jonan. 

Untuk itu, kata dia, pembuatan neraca keseimbangan migas ataupun potensi kandung migas yang ada di perut bumi selama ini hanya berupa perkiraan. Kandungan yang sudah dikategorikan sebagai cadangan pun, lanjut Jonan, terbagi tiga. Yakni: proven (terbukti), probable dan possible. 

“Kalau ditarik ke kepastian hukum yang segini-segini tidak bisa. Kalau mau, masuk saja lulusan hukum ke sana (perut bumi),” kelakar Jonan. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.