Dark/Light Mode

Meski Impor 200 Ribu Ton Beras

Bulog Klaim Terus Serap Beras Petani

Kamis, 22 Desember 2022 07:30 WIB
Pekerja menurunkan beras impor asal Vietnam milik Perum Bulog di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mengimpor 5.000 ton beras asal Vietnam yang dialokasikan untuk pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dilakukan secara bertahap sehingga sampai Desember 2022 total importasi beras sebanyak 200.000 ton. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym).
Pekerja menurunkan beras impor asal Vietnam milik Perum Bulog di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mengimpor 5.000 ton beras asal Vietnam yang dialokasikan untuk pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dilakukan secara bertahap sehingga sampai Desember 2022 total importasi beras sebanyak 200.000 ton. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym).

RM.id  Rakyat Merdeka - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) yakin impor beras merupakan keputusan tepat. Langkah itu ampuh mengerem kenaikan harga komoditas tersebut di masyarakat.

Sekretaris Perusahaan Bulog Awaluddin Iqbal mengungkapkan, kebijakan impor beras di akhir tahun ini memberikan dampak psikologis pelaku pasar perberasan. Mereka mulai menahan laju kenaikan harga beras.

“Impor ini menunjukkan ada kepastian barang dari Bulog. Orang pasti akan menahan harga (tidak naik),” kata Awaluddin, di Jakarta, Selasa (20/12).

Baca juga : Impor Beras Bakal Rugikan Petani

Ia menekankan, beras impor ini untuk memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Stok CBP minimal 1 juta ton per tahun. Namun, beberapa bulan ini menurun karena akhir tahun bukan masa panen raya. Bulog tidak bisa menyerap beras.

Menurut Awaluddin, saat ini stok beras Bulog masih di kisaran 450 ribu ton. Stok akan terus dikeluarkan untuk operasi pasar.

Dia memastikan, tugas penyerapan produksi lokal terus dilakukan meski pihaknya melakukan impor.

Baca juga : Jaga Stabilitas Harga, Mendag Zulkifli Hasan Pastikan 200 Ribu Ton Beras Bulog Tiba di Tanjung Priok

“Kami pastikan impor beras ini tidak akan mengganggu hasil panen raya. Saat memasuki musim panen, Bulog akan melakukan penyerapan produksi petani,” janjinya.

Dalam catatan BUMN pangan, per Selasa (20/12) masuk lagi beras impor dengan total 14 ribu ton. Rinciannya, sebanyak 5 ribu beras impor Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok. Kemudian, 5 ribu beras impor Vietnam di Pelabuhan Merak Banten. Dan, 4 ribu beras impor Thailand di Pelabuhan Panjang Bandar Lampung.

Bila ditambah dengan beras impor yang masuk Jumat (16/12) sebanyak 10 ribu ton, maka totalnya beras impor yang masuk sebanyak 24 ribu ton, dari total yang akan diimpor sebanyak 200 ribu ton tahun ini.

Baca juga : Target Investasi Kudu Tercapai

Menurutnya, volume impor terbesar berasal dari Vietnam dan Thailand. Dari impor 200 ribu ton, dari Pakistan hanya 10 ribu ton.

Awaluddin mengatakan, Perum Bulog mendapatkan izin impor beras sebanyak 500 ribu ton. Namun, sisanya sebanyak 300 ribu ditargetkan akan didatangkan pada Februari 2023.

“Prinsipnya itu, (impor) sebelum masa panen. Jangan sampai datang berbarengan dengan masa panen. Panen raya biasanya di awal Maret atau akhir Februari,” jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.