Dark/Light Mode

Pangkas Backlog, BTN Bidik Pekerja Informal

Minggu, 12 Februari 2023 07:30 WIB
Foto udara kawasan pembangunan perumahan di Kelurahan Wanggu, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (11/1/2023). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menargetkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) sepanjang tahun 2023 sekitar 182.250 unit senilai Rp27,337 triliun dan target tersebut diasumsikan dengan harga rumah sekitar Rp150 juta per unitnya. (ANTARA FOTO/Jojon/aww).
Foto udara kawasan pembangunan perumahan di Kelurahan Wanggu, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (11/1/2023). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menargetkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) sepanjang tahun 2023 sekitar 182.250 unit senilai Rp27,337 triliun dan target tersebut diasumsikan dengan harga rumah sekitar Rp150 juta per unitnya. (ANTARA FOTO/Jojon/aww).

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN membidik kelompok pekerja informal untuk menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tahun ini. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi backlog (selisih supply dan demand) perumahan.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (Susenas BPS) menyebut back­log perumahan sudah melewati angka 12,7 juta. Karena itu, BTN yang memiliki bisnis inti pem­biayaan properti tengah giat bergerilya membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) memiliki hunian yang layak. Salah satu caranya dengan mem­perkuat ekosistem pembiayaan yang berpihak pekerja informal.

Sejumlah skema pembiayaan pro wong cilik telah disiapkan BTN. Mulai dari skema baru Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) hingga program rent to own.

Baca juga : Gandeng Gramedia, BTN Tawarkan KPR Terjangkau

Apa yang dilakukan BTN Ini mendapat apresiasi tinggi dari sejumlah pihak.

Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Fi­nance (INDEF), Tauhid Ahmad menilai, BTN bernyali besar, karena berani hadir untuk kelom­pok masyarakat pekerja informal. Sebab, kelompok informal ini memiliki pendapatan tidak tetap setiap hari atau bulannya.

“Artinya, meskipun ada risiko gagal bayar, tapi BTN mengam­bil sikap hadir untuk membantu kelompok-kelompok tersebut,” puji Tauhid kepada Rakyat Merdeka, Selasa (7/2).

Baca juga : Manfaatkan Teknologi, OJK Dorong Penguatan Peran Audit Internal

Ia mengakui, kebutuhan rumah di sektor informal tersebut sangat tinggi. Sayangnya, selama ini jarang ada bank yang berani memberikan pembiayaan, untuk memudahkan mereka me­miliki hunian pertamanya.

Karenanya, ia mendorong BTN bisa terus memperluas pembiayaannya, termasuk kepada kelompok tani yang landless (tidak punya lahan atau sawah sendiri).

Sebab, jumlah kelompok di sek­tor informal ini terbesar dalam ekonomi atau hampir 50 persen.

Baca juga : KSP Dorong Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Sektor Informal

“Memang ada beberapa kelom­pok yang sangat membutuhkan bantuan. Terutama terkait ban­tuan subsidi bunga saat ingin me­miliki hunian. Dengan bantuan itu, harapannya bisa meringankan beban mereka,” katanya.

Ia meyakini, dengan program yang tepat, Pemerintah, melalui BTN bisa terus mengurai angka backlog perumahaan ke depan­nya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.