Dark/Light Mode

Menteri Bahlil Ungkap Kondisi Ekonomi Pengaruhi Persoalan Lapangan Kerja

Selasa, 20 Juni 2023 19:26 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia (Foto: Ist)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Permasalahan ekonomi Indonesia jadi tantangan besar dalam menyiapkan lapangan pekerjaan untuk sarjana baru.

Namun, Indonesia dinilai memiliki potensi yang bagus, terlebih dari pertumbuhan ekonomi dunia dengan persentase rata-rata dari Januari hingga Desember 2022 sebanyak 5,31 persen.

Hal tersebut disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia pada prosesi wisuda ke 77 Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bertempat di Nusantara Hall, ICE BSD Tangerang, Senin (19/6).

Bahlil pada orasi ilmiahnya menyampaikan tentang beberapa kondisi yang mempengaruhi perkembangan ekonomi global diawali dengan perang dagang antara Amerika dan Cina yang terjadi sejak awal tahun 2016-2017.

Tidak hanya itu, perang Ukraina dan Rusia pun berdampak pada tatanan ekonomi global dalam penambahan APBN dan poundsterling yang mengalami penurunan.

Baca juga : Foto Jokowi-Prabowo Untuk Indonesia Terus Maju Penuhi Jalanan Jakarta

Akibatnya, terjadi pengurangan sebagian subsidi membuat kenaikan pada harga BBM. Pasalnya, asumsi harga BBM dalam APBN berkisar USD 63-USD 70 per barel. Namun, harga minyak dunia sudah menembus USD 100-USD 120 per barel.

“Dalam pengeksporan bahan pangan seperti minyak pada Ukraina dan Rusia dari APBN itu kita jual dengan harga 63 dolar sampai 70 dolar. Namun setelah sampai di sana harganya dari naik 100 sampai 120 dollar per barel,” ungkap Bahlil.

Di sisi lain, Bahlil mengungkapkan di tengah kondisi ekonomi global yang kurang baik pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia pada 2022 mampu tumbuh 5,31 persen dengan inflasi di bawah 6 persen.

Pencapaian ini merupakan salah satu pertumbuhan ekonomi terbaik di antara 20 negara jitu di dunia.

Kontribusi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,31 persen berasal dari investasi. Di tahun 2022 ini, investasi Indonesia meningkat sebesar 30 persen.

Baca juga : Setkab RI Tingkatkan Kompetensi Penerjemah Pemerintah Dengan Singapura

Bahlil juga bercerita terkait kebijakan yang diterapkan Presiden Jokowi kepada Kementerian Investasi untuk membangun Indonesia secara merata dari Sabang sampai Merauke.

Hal ini dimaksudkan agar pembangunan negara tidak hanya berfokus pada pulau Jawa saja.

“Untuk merealisasikan kebijakan ini, maka kita ubah pola kebijakannya. Setiap investasi di luar pulau Jawa kita kasih insentif yang lebih baik ketimbang di Jawa supaya tumbuhnya bersama-sama. Kenapa ini saya lakukan? Karena pulau Jawa terutama Jakarta kerap menjadi tujuan utama setiap orang yang baru selesai kuliah untuk mencari pekerjaan,” tutur Bahlil.

Capaian target investasi kepemerintahan pun disampaikan Bahlil untuk tahun 2024 mencapai 1.600 triliun, di mana realisasi investasi terus mengalami kenaikan. Ditambah, resesi tahun 2023 akan menjadi wajah perekonomian Indonesia.

Di masa depan, Indonesia akan mendorong cara membangun hilirisasi yang akan menjadi kunci untuk mengubah Indonesia dari negara berkembang dengan meningkatkan nilai tambah, mengembangkan industri dalam negeri, serta mendorong inovasi.

Baca juga : Airlangga Cek Kondisi Ekonomi Pasca Pandemi

“Pendekatan kita ke depan adalah bagaimana memberikan nilai tambah dengan mengedepankan green energy dan green industry. Hal ini sangat penting, seperti contoh pada tahun 1017 ekspor nikel Indonesia sebesar 3,3 miliar dolar AS dan jika dihentikan pada tahun 2022 lalu menjadi 27,8 miliar dolar AS,” jelas Bahlil.

Namun, dengan pertumbuhan ekonomi yang masih di atas 5 persen menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia tetap kuat dalam menghadapi berbagai macam ancaman.

Terlihat dari Indonesia yang telah mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen pada kuartal IV tahun 2022.

Angka tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki persentase perekonomian lebih besar jika dibandingkan dengan Cina dengan persentase 2,9 persen, Uni Eropa sebesar 1,9 persen, Korea Selatan tercatat 1,4 persen, serta Amerika Serikat sebesar 1 persen.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.