Dark/Light Mode

Amerika Investasi Rp 7,5 Triliun Bangun Industri Panel Surya Di Batang, Kinerja Bahlil Diapresiasi

Selasa, 27 Juni 2023 16:33 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM Bahlil Lahadalia (Foto: Ist)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM Bahlil Lahadalia (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sepulangnya dari kunjungan kerja ke Amerika Serikat membawa oleh-oleh berupa investasi senilai 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 7,5 triliun.

Uang itu, untuk membangun industri pembuatan panel dan modul surya di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.

Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto mengapresiasi kinerja Bahlil yang mendapatkan kepercayaan dari investor Amerika Serikat tersebut.

Menurutnya, Bahlil harus terus mengawal dan memastikan komitmen investasi tersebut terealisasi.

“Harus dipastikan juga oleh pemerintah bahwa ini bagus kalau investasi ini masuk, saya rasa itu sebuah pencapaian juga bagi BKPM, tetapi di sisi lain harus dipastikan bahwa iklim bisnis panel surya di Indonesia itu memang market friendly atau investment friendly,” ujar Eko, Selasa (27/6).

Eko menambahkan investasi pada sektor panel surya sejalan dengan industri hijau yang sedang digaungkan baik oleh pemerintah maupun pelaku industri.

Baca juga : Peran Penting Industri Daur Ulang Terhadap Sampah Plastik Low Value

“Ya memang biasanya kalau kita datangin mereka punya komitmen, apalagi ini kan panel surya sesuatu yang lagi ngetren juga di Indonesia sebetulnya, jadi banyak juga yang mulai meminati,” katanya.

Dikatakan Eko, dengan membangun industri panel surya, arah kebijakan pemerintah sudah tepat karena berpihak kepada pengembangan ekonomi yang tetap memperhatikan lingkungan dengan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT).

“Yang penting itu adalah arah bahwa kalau kemudian Indonesia pro dengan upaya ekonomi sustainable development gitu termasuk panel surya kan sebetulnya bagian dari energi terbarukan yang menjadi support juga untuk keberlanjutan lingkungan nah itu sebetulnya bagus,” tuturnya.

Eko menyampaikan, komitmen investasi dari perusahaan Amerika Serikat menandakan iklim investasi di Indonesia membaik dan menarik bagi para investor, tinggal pelaksanaan di lapangannya.

“Ada komitmen dari Amerika Serikat perusahaan-perusahaan di sana mau membangun panel surya di sini itu bagus berarti iklim investasi di panel surya ini baik, tapi di dalam negeri juga harus dipastikan bahwa kondisi bisnis di panel suryanya juga menarik begitu,” beber Eko.

Lebih lanjut Eko mengatakan, perizinan membangun panel surya juga harus dipermudah pemerintah.

Baca juga : Amerika Investasi Rp 7,5 Triliun Bangun Industri Panel Surya Di Batang, Ini Kata Bahlil

Sebab, jika berbelit-belit atau terkendala di birokrasi, maka akan menjadi tidak menarik bagi investor.

“Contohnya begini, kemarin kan banyak keluhan tuh dari pengusaha panel surya itu terkait dengan aturan regulasi misalkan karena PLN sendiri kan surplus energi sehingga aturan kayak untuk pengeluaran izin itu kan setahu saya dibatasi,” ungkapnya.

“Kalau ada batasan kayak gitu jadi investasi di panel surya nggak menarik ya harusnya misalkan kapanpun dia mau pasang izinnya mudah begitu, kalau melihat situasi di lapangan ternyata panel surya di Indonesia masih banyak kendala-kendala birokrasi ya jadi nhgak tertarik,” imbuh Eko.

Dari sisi pembukaan lapangan kerja sendiri, Eko yakin, pembangunan industri panel surya juga akan menyerap tenaga kerja.

“Kemudian itu mendatangkan tenaga kerja yang lumayanlah untuk membantu terutama sih karena kalau panel surya itu iklimnya berkembang, sebenarnya lebih mudah sehingga orang-orang yang kira-kira level teknis dan tidak butuh edukasi tinggilah ini bisa ikut berkontribusi karena kayak masang-masang, naik-naik ke atap, ngelas-ngelas itu ya tukang saja,” ucapnya.

“Artinya itu kan bagus tuh untuk masyarakat kecil juga walaupun nanti yang masang pasti orang kaya, orang mampu, perusahaan yang mampu. Oke lah tapi kan pas dia masang banyak sekali tenaga kerja yang istilahnya bisa terserap tidak hanya orang teknik atau orang ahli begitu,” tukas Eko.

Baca juga : Kolaborasi Karier.mu dan G-Trust Bangun Angkatan Kerja Berkualitas

Sebelumnya, Menteri Bahlil menyampaikan Amerika Serikat siap mengucurkan investasi senilai 500 juta dolar AS atau sekitar Rp7,5 triliun.

Dana itu digelontorkan untuk membangun industri pembuatan panel dan modul surya yang berasal dari SEG Solar Inc bersama ATW Group (mitra Indonesia).

Hal tersebut Bahlil sampaikan usai melaksanakan kunjungan kerja ke Washington DC, AS, dalam rangka mempererat komitmen investasi antara Indonesia dan AS.

"Sebagai bagian dari komitmen kami dalam memperkuat hubungan investasi antara Indonesia dan Amerika Serikat, hari Jumat kemarin waktu setempat, kami melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, Amerika Serikat," ujar Bahlil.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.