Dark/Light Mode

Tren Permintaan Pangan Naik

Hadapi El Nino, Bulog Cs Genjot Penyerapan Beras

Jumat, 14 Juli 2023 07:30 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kanan) memberikan keterangan disaksikan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) usai mengikuti rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/7/2023). Ratas itu membahas peningkatan produksi dan hilirisasi produk pangan. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp)
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kanan) memberikan keterangan disaksikan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) usai mengikuti rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/7/2023). Ratas itu membahas peningkatan produksi dan hilirisasi produk pangan. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp)

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk memperkuat cadangan pangan, Indonesia sedang menghadapi tantangan tak mudah. Di tengah ancaman penurunan produksi pertanian akibat El Nino, permintaan pangan terus menunjukkan peningkatan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini mewanti-wanti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beserta Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) agar memi­liki cadangan pangan yang kuat guna mengantisipasi El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun. Hal itu, menurut Presiden, bisa dilakukan dengan cara peningkatan produksi dan hilirisasi pangan.

Baca juga : Hari Pertama Pemulangan Haji, Garuda Terbangkan 3.700 Jemaah

Pengamat pertanian dari Insti­tut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas menilai, selama ini ber­bagai program hilirisasi di sektor pertanian sudah banyak dilaku­kan. Termasuk Program Makmur yang dilakukan BUMN.

“Dari banyaknya program hilirisasi pangan, tentu harapan­nya bagaimana program itu bisa mensejahterakan petani, hasil panennya baik dan nilai jualnya bagus,” kata Dwi saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Sabet 2 Penghargaan, PKT Siap Genjot Percepatan Laju Dekarbonisasi Tanah Air

Dwi berharap, El Nino yang kini melanda Indonesia tidak berlangsung sampai akhir tahun. Sebab, diperkirakan akan ada penurunan hasil produksi padi sekitar 5 persen untuk tahun ini.

“Sayangnya, kita nggak pu­nya data yang real, berapa hasil produksi padi. Padahal ini penting untuk bisa mengantisipasi, berapa hasil produksi dan berapa kebutuhan konsumsinya,” katanya.

Baca juga : Gianyar Punya Perpustakaan Nawaksara, Bentuk Keseriusan Bangun SDM Unggul

Dwi melihat, hingga kini serapan Perum Bulog dari petani lokal masih di kisaran 700 ribu ton. Hal ini dikarenakan adanya aturan batas harga yang harus diikuti Bulog.

“Sekarang coba lihat, ada nggak Gabah Kering Petani (GKP) di harga Rp 5.000 per kilogram (kg)? Makanya, serapan beras Bulog juga terbatas,” ungkapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.