Dark/Light Mode

Tren Permintaan Pangan Naik

Hadapi El Nino, Bulog Cs Genjot Penyerapan Beras

Jumat, 14 Juli 2023 07:30 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kanan) memberikan keterangan disaksikan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) usai mengikuti rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/7/2023). Ratas itu membahas peningkatan produksi dan hilirisasi produk pangan. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp)
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kanan) memberikan keterangan disaksikan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) usai mengikuti rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/7/2023). Ratas itu membahas peningkatan produksi dan hilirisasi produk pangan. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp)

 Sebelumnya 
Sementara Head of Agricul­ture Research Center for Indo­nesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta mengatakan, saat ini Indonesia menghadapi tantangan permintaan pangan, yang diproyeksikan tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh produksi dalam negeri.

Dari 2018 hingga 2021, kata Aditya, permintaan beras, jagung, tepung terigu, dan kedelai nasional secara bertahap meningkat di Indonesia. Dengan perkiraan per­tumbuhan rata-rata tahunan ham­pir 300.000 ton beras, 16.000 ton jagung, 26.000 ton tepung terigu dan sekitar 144 ton kedelai.

“Artinya, tantangan pemenuhan kebutuhan pangan Indonesia perlu disikapi serius, seiring dengan tren meningkatnya kon­sumsi,” kata Aditya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Hari Pertama Pemulangan Haji, Garuda Terbangkan 3.700 Jemaah

Menurut dia, pendekatan ho­listik harus diambil dengan perubahan kebijakan. Di antaranya, permintaan pangan yang diproyeksikan meningkat di masa depan, dapat dipenuhi melalui peningkatan produktivi­tas secara signifikan.

“Hal ini dapat dicapai dengan memastikan adopsi teknologi pertanian yang lebih merata,” katanya.

Selain itu, peran perdagangan internasional dalam mencapai ketahanan pangan perlu dimak­simalkan. Untuk itu, penerapan hambatan-hambatan non-tarif seperti kuota dan rekomendasi impor, perlu dievaluasi untuk melihat dampaknya terhadap ketahanan pangan.

Baca juga : Sabet 2 Penghargaan, PKT Siap Genjot Percepatan Laju Dekarbonisasi Tanah Air

Lalu, Pemerintah juga tak hanya melibatkan BUMN, tetapi juga harus bekerja sama dengan swasta un­tuk mereformasi sektor pertanian.

“Karena, pangan dan perta­nian adalah sektor yang rumit dan pendekatan holistik untuk perbaikannya, membutuhkan kerja sama dari semua pemang­ku kepentingan,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan, hingga kini pihaknya masih terus melakukan penyerapan gabah atau beras dari dalam negeri.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.