Dark/Light Mode

Investasi Migas Digenjot, Kemudahan Untuk Investor Diperluas

Selasa, 25 Juli 2023 19:16 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Opening Ceremony Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition IPA Convex ke-47 di Serpong, Selasa (25/7). (Foto: Humas ESDM)
Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Opening Ceremony Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition IPA Convex ke-47 di Serpong, Selasa (25/7). (Foto: Humas ESDM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan, pemerintah terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi minyak dan gas bumi (migas) yang kondusif. Sejalan dengan penurunan investasi migas, dan peralihan fokus investasi perusahaan minyak internasional ke sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

Investasi migas Indonesia pada 2022, mencapai 13,9 miliar dolar AS, sejalan dengan penyesuain target lifting migas. Untuk migas, ditetapkan hanya sebesar 665 MBOEPD. Sedangkan gas, 941 MBOEPD.

"Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui fleksibilitas kontrak (PSC Cost Recovery atau PSC Gross Split), perbaikan syarat dan ketentuan pada putaran penawaran, pemberian insentif seperti tax allowance, fasilitas bea masuk, dan pembebasan pajak, serta menciptakan kemudahan dan penyederhanaan proses perizinan melalui mekanisme permohonan secara online," papar Arifin dalam Opening Ceremony Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) ke-47 di Serpong, Selasa (25/7).

Baca juga : Top, Investasi Hulu Migas Semester I 2023 Naik 21 Persen

Arifin menjelaskan, saat ini Indonesia tengah mengincar eksplorasi cekungan migas. Terutama di lima wilayah eksplorasi di timur seperti Warim, Timor, Buton, Seram, dan Aru.

"Potensi gas alam kita sangat besar, dari timur hingga barat Indonesia. Gas bumi akan tetap menjadi bagian signifikan dari bauran energi Indonesia," beber Arifin.

"Pemerintah juga memandang pentingnya gas bumi sebagai energi transisi, sebelum beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan dalam jangka panjang," imbuhnya.

Baca juga : Pengamat Apresiasi Upaya PSSI Mitigasi Kerusuhan Suporter Di Liga Indonesia

Pembangunan infrastruktur untuk penyaluran gas bumi, kini sudah memasuki tahap pengembangan. Misalnya saja, ruas Cirebon-Semarang, yang diharapkan dapat selesai pada 2025.

Setelah itu, pembangunan pada ruas Dumai dan Sei Mangke di Sumatera Utara, juga akan dilanjutkan.

"Dengan menyelesaikan ruas ini pada 2027 atau 2028, semua ruas dari bagian utara pulau Sumatera sampai timur Pulau Jawa akan tersambung. Kita siap untuk mengamankan suplai gas dari proyek-proyek mendatang," terang Arifin.

Baca juga : Dorong Investasi, SKK Migas Kembali Gelar Konferensi Hulu Migas Internasional

Pemanfaatan gas dalam negeri, juga sejalan dengan mandat industri hilir.

Gas bumi domestik akan mendukung industri pengolahan nasional seperti Proyek Urea dan Amonia di Tangguh, yang bersumber dari Genting.

Kawasan Industri Batang dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal didukung oleh lapangan gas terdekat. Gas akan diangkut melalui pipa transmisi gas Cirebon-Semarang. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.