Dark/Light Mode

Harga Minyak Dunia Meroket, Sri Mulyani Dagdigdug

Rabu, 18 September 2019 08:15 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Istimewa).
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Apakah akan membebenai APBN? Sri Mulyani mengaku, masih mencermati perkembangan ke depan. Namun, kalau dilihat dalam APBN 2019, harga minyak mentah Indonesia (ICP) dipatok sebesar 70 dolar AS per barel atau lebih tinggi dari harga minyak Brent saat ini.

“Kalau koreksi sifatnya jangka pendek, mungkin masih akan bisa diserap,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani memastikan akan terus mencermati gejolak harga minyak mentah dunia. Saat ini, pemerintah fokus melihat reaksi pemerintah Arab Saudi dari permasalahan tersebut.

Kementerian ESDM menyatakan, kenaikan harga minyak dunia belum berpengaruh pada pembentukan harga BBM.

Baca juga : Lagi, Sri Mulyani Manjakan Pengusaha

Plt Dirjen Migas, Djoko Siswanto, paham, harga minyak Brent memang naik. Namun, kenaikan tersebut masih berada dalam level yang aman.

“Iya naik, enggak sampai satu dolar,” kata Djoko saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, harga BBM dibentuk ICP. Sementara, ICP saat ini masih berada di bawah harga minyak Brent.

Dalam RAPBN 2020, pemerintah mematok ICP sebesar 63 dolar AS per barel. Besaran tersebut, menurut Djoko, disepakati mendekati level harga minyak Brent saat ini.

Baca juga : Soal Harga Gas Di Mojokerto, PGN: Sudah Sesuai Regulasi

“Nah, ini kan kira-kira kalau ICP-nya kan berarti kurang 5 dolar. Saat ini, har ga minyak 67 dolar per barel, tapi kemarin kami tetapkan 63 dolar per barel untuk 2020. Masih oke,” kata Djoko.

Di sisi lain, menurut dia, pemerintah akan memastikan keamananan kilang di dalam negeri. Djoko mengimbau ke semua pengelola kilang memasang alat antidrone.

Menko Perekonomian, Darmin Nasution, menganggap, kenaikan harga minyak dunia ini masih wajar.

Hal tersebut merupakan dampak jangka pendek dari sentimen negatif soal pasokan minyak dunia. Untuk dampak pastinya, peme rintah masih perlu melihat terlebih dahulu perkembangan perbaikan fasilitas Saudi Aramco.

Baca juga : Abang Pangeran MBS Didaulat Jadi Menteri Energi Saudi

“Naik nya masih masuk akal. Tapi tunggu sam pai dibetulkan juga (fasilitas),” kata Darmin, di kantornya, Jakarta, kemarin.

Mantan Gubernur BI itu menjelaskan, skala dampak insiden ini terhadap perekonomian akan ditentukan oleh lamanya proses perbaikan fasilitas Saudi Aramco.

Apa bila insiden ini dapat ditangani dengan cepat, ia berharap permasalahan ini tidak terlalu dibesar-besarkan. “Kecuali kebakaran habis enggak bisa dibetulin lagi, baru pusing kita,” pungkasnya.[BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.