Dark/Light Mode

Harga Beras Masih Ugal-ugalan, Mentan Ke Mana Ya..?

Rabu, 20 September 2023 09:11 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga beras belum menunjukkan tanda-tanda akan turun. Selasa (19/9/2023), secara rata-rata nasional, harga beras kembali naik. Di pasar tradisional, kenaikan harga beras juga semakin ugal-ugalan. Di tengah kondisi ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo malah jarang terlihat dalam usaha mengendalikan harga beras. Pak Mentan ke mana ya?

Berdasarkan data Info Pangan DKI Jakarta, harga beras per Selasa (19/9/2023), kembali naik. Harga beras medium jenis IR I naik Rp 131 menjadi Rp 13.525 per kilogram. Harga beras jenis medium paling tinggi ditemukan di Pasar Petojo Ilir, yang sudah tembus Rp 16 ribu per kilogram.

Secara nasional, harga beras juga kembali naik. Berdasarkan data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata beras medium per Selasa (19/9/2023) dibanderol Rp 12.970 per kilogram. Harga tersebut berada di atas harga eceran tertinggi (HET), yaitu di kisaran Rp 10.900-Rp 11.800 per kilogram.

Melihat harga beras belum juga turun, Selasa (19/9/2023), Presiden Jokowi kembali blusukan ke pasar. Kali ini, Kepala Negara meninjau komoditas pangan di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur. Setelah meninjau pasar, Jokowi menyebut harga sejumlah komoditas pangan masih dalam kondisi baik. “Hanya satu yang memang masih (tinggi), beras,” ucapnya, usai blusukan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan, Pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan harga beras. Di antaranya ialah melakukan operasi pasar, retail, hingga grosir.

“Kita harapkan mungkin dalam dua minggu, tiga minggu ini, akan mulai turun, meskipun juga sudah turun sedikit,” ucapnya.

Baca juga : Harga Beras Kapan Beres?

Untuk pasokan nasional, Jokowi memastikan, sudah mencukupi. Pemerintah memiliki 2 juta ton stok beras, dengan rincian 1,6 juta ton beras sudah berada di Indonesia dan 400 ribu ton masih dalam perjalanan impor.

“Itu pun masih akan kita tambah lagi 1 juta untuk memastikan bahwa stoknya itu ada. Sehingga, kita tidak khawatir, karena kekeringan produksi turun, ada stoknya,” ucapnya.

Kenaikan harga beras yang makin ugal-ugalan senada dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang disampaikan, awal pekan September 2023 ini. Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini melaporkan, harga beras hingga pekan kedua September 2023 masih melanjutkan tren kenaikan yang semakin meningkat. BPS juga mencatat, kenaikan harga beras ini semakin meluas. Pada pekan pertama, kenaikan harga beras terjadi di 300 kabupaten/kota. Sementara, di pekan kedua terjadi di 341 kabupaten/ kota.

"Minggu kedua September ini harga beras rata-rata berkisar Rp 13.221 per kilogram," kata Pudji, dalam Rapat Pengendalian Inflasi Daerah 2023, yang ditayangkan di YouTube Kemendagri.

Pudji mewanti-wanti, karena kenaikan harga beras ini memberi andil signifikan pada kenaikan inflasi Agustus tahun lalu. "Ini perlu kita waspadai bersama," ucapnya.

Terkait kenaikan harga beras ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berkomentar seperti ini. "Harga itu bukan kepentingan saya. Yang penting ketersediaan. Yang penting berasnya rakyat ada,” kata Syahrul, di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (18/9/2023).

Baca juga : Harga Beras Makin Liar, Zulhas Ngapain Aja

Politisi Partai NasDem ini, lalu mengungkapkan beberapa penyebab kenaikan harga beras dua bulan terakhir. Seperti persoalan pasokan di tingkat pedagang dan adanya konsumen yang menyetok karena khawatir. Menurut dia, kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia. Namun, hampir di seluruh negara.

Syahrul lebih memikirkan pasokan beras. Selasa (19/9/2023), Syahrul ke lapangan untuk Kick Off Gerakan Nasional (Gernas) Antisipasi Dampak El Nino, di Kabupaten Bone. Gernas tersebut dilakukan dengan Gerakan Kejar Tanam Padi di lahan seluas 16.065 hektar guna mengamankan dan memperkuat ketersediaan beras.

"Gernas antisipasi El Nino di Kabupaten Bone ini sangat relevan dan penting. Karena dunia saat ini, termasuk Indonesia, sedang tidak baik lantaran mengalami perubahan iklim global dan terjadi El Nino (kemarau panjang),” ujarnya.

Anggota Komisi IV DPR Ema Umiyyatul Chusnah mengkritik Mentan terkait naiknya harga beras. Dia paham, tugas Mentan bukan mengatur harga beras, tapi mengurusi pasokan. Yang terjadi saat ini, pasokan dalam negeri berkurang, sehingga beras langka dan mahal. “Ini (pasokan) adalah tanggung jawab Mentan,” tegasnya.

Politisi PPP ini pun minta Mentan memiliki strategi kebijakan jangka panjang untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri. Belum lagi, di sisa akhir tahun ini, ada fenomena El Nino. Sayangnya, hingga saat ini dia belum mendengar strategi Mentan untuk mengatasi persoalan ini.

"Butuh strategi khusus untuk meningkatkan produksi di dalam negeri. Jadi, tidak hanya mengandalkan impor pangan," ucapnya.

Baca juga : Etana Bersama KPCDI Edukasi Masyarakat tentang Kesehatan Ginjal

Persoalan lain yang tak kunjung selesai adalah data stok pangan yang berbeda. Kata dia, Mentan sering mengklaim stok beras ada di masyarakat. Di saat yang sama, Kementerian Perdagangan dan Bulog menyatakan beras tidak ada. Beda data ini sering membuat kebijakan beras tak kunjung tuntas.

Sementara, pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menyarankan Pemerintah untuk mempertimbangkan kembali impor beras pada akhir tahun ini. Sebab, dalam analisisnya, peluang tambahan pengadaan domestik kecil. Pasalnya, akhir tahun ini akan terjadi paceklik panjang dampak dari El Nino. Diprediksi musim tanam akan mundur hingga April. Dampaknya harga beras akan semakin melonjak.

Pertimbangan lain, Khudori menyebut pada Februari akan ada Pemilu yang berlanjut pada Ramadan pada Maret, dan Idul Fitri pada April 2024. Momen tersebut akan meningkatkan konsumsi. Di saat yang sama, produksi dalam negeri masih kurang.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Rabu (20/9), dengan judul “Harga Beras Masih Ugal-ugalan, Mentan Ke Mana Ya..?”

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.