Dark/Light Mode

Jaga Pertumbuhan Ekonomi, INACA Siapkan Peta Jalan Penerbangan ASEAN  

Kamis, 2 November 2023 15:59 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi (kiri) di acara CEO Talk, bertema ASEAN Connect: Aviation Strategy and Roadmap di Jakarta, Kamis (2/11/2023). (Foto: Dok. INACA)
Menhub Budi Karya Sumadi (kiri) di acara CEO Talk, bertema ASEAN Connect: Aviation Strategy and Roadmap di Jakarta, Kamis (2/11/2023). (Foto: Dok. INACA)

 Sebelumnya 
“Dengan sudah terjalinnya kerja sama tersebut, maka airlines nasional harus dapat berkontribusi aktif sebagai pemain utama dalam menghubungkan Indonesia menuju kawasan regional dan global,” ujar Menhub, dalam acara CEO Talk, bertema 'ASEAN Connect: Aviation Strategy and Roadmap', di Jakarta, Kamis (2/11/2023).

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja menjelaskan, untuk mempertahankan momentum pertumbuhan perekonomian ASEAN memang bukan hal yang mudah.

Salah satu yang harus dilakukan, adalah meningkatkan kerja sama antar anggota intra ASEAN dan mengembangkan kerja sama internasional ekstra ASEAN.

Untuk itulah, sektor transportasi, terutama transportasi udara  menjadi sangat penting di kawasan ASEAN.

Baca juga : Di Hadapan Presiden, Dirut PLN Paparkan Pengembangan PLTA

“Transportasi udara mampu menembus batas antar negara dengan cepat. Sehingga, transportasi ini memegang peranan yang vital untuk menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian di kawasan ASEAN," jelas Denon.

Ia menjelaskan, mendukung perkembangan sektor pariwisata, perdagangan, peningkatan investasi dan sebagainya. Namun, sektor penerbangan ini sebenarnya juga mempunyai permasalahan yang sama antar negara.

Misalnya, terkait peningkatan jumlah permintaan penumpang, namun kapasitasnya masih terbatas karena ketersediaan pesawat berkurang. 

"Hal lainnya, adalah ketersediaan suku cadang yang juga menjadi isu utama, terutama karena supply chain-nya yang terganggu oleh kondisi sosial politik dunia," ujar Denon. 

Baca juga : Relawan: Putusan MKMK Tak Bisa Batalkan Pencalonan Gibran

Tak hanya itu, tantangan terkait dengan 0ketersediaan dan harga bahan bakar avtur yang cenderung naik, serta upaya-upaya untuk peningkatan environment dengan mengadakan dan menggunakan sustainable aviation fuel (SAF) di dunia penerbangan.

Di sisi lain, tiap negara mempunyai tata cara dan aturan main tersendiri dalam bisnis penerbangan. Ada azas cabotage dan freedom of the air, terutama five freedom agreement.

"Sehingga, perlu pembicaraan mendalam di antara otoritas negara-negara ASEAN untuk menjalin keselarasan kepentingan antar anggota untuk dapat maju bersama," katanya.

Area Manager South East Asia IATA Yuli Thompson, sektor penerbangan di ASEAN akan pulih sepenuhnya pada tahun 2025 dan akan terus berkembang hingga 20 tahun ke depan.

Baca juga : Delegasi PSMTI, Ratusan Santri, dan Imam Besar Istiqlal Jalan Sehat Bersama

"Diperkirakan jumlah penumpang pesawat akan berlipat tiga kali lipat," katanya.

Sementara itu, Director Sectoral Development Directorat ASEAN for ASEAN Economist Community Kanchana Singh mengungkapkan, terkait kerja sama penerbangan di ASEAN telah disetujui dalam pertemuan tingkat Menteri Transportasi ASEAN pada tahun 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Dalam pertemuan tersebut, kata Kanchana, menghasilkan Kuala Lumpur Transport Strategic Plan (KLTSP) 2016-2025.

"Salah satu tujuannya, membentuk ASEAN Single Aviation Market (ASAM) untuk meningkatkan sektor penerbangan di ASEAN," ujarnya.      

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.