Dark/Light Mode

Pertamina EP DMF Berdayakan Masyarakat Adat Togong Tanga Berbasis Budidaya Lebah

Selasa, 7 November 2023 15:35 WIB
Pertamina EP DMF Berdayakan Masyarakat Adat Togong Tanga Berbasis Budidaya Lebah

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertamina EP Donggi Matindok Field melakukan program inovasi sosial Kokolomboi Lestari yakni konservasi hutan dengan memberdayakan masyarakat Adat Togong Tanga, masyarakat adat Sulawesi, berbasis budidaya lebah (apikultur).

Program ini untuk menjawab penurunan kualitas lingkungan akibat aktivitas masyarakat Desa Leme-Leme Darat, Kecamatan Buko, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan hasil hutan.

Data dari Pemerintah Desa menunjukkan 15,05 persen dari penduduk Desa Leme-leme adalah penduduk miskin.

Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya melalui kegiatan pertanian dengan sistem ladang berpindah, illegal logging, merambah hutan, dan berburu satwa baik untuk kebutuhan komersil maupun konsumsi pribadi.

Baca juga : Relawan Crivisaya Ganjar Bangun Kolam Bioflok Untuk Budidaya Nila

Degradasi hutan secara terus menerus memperlebar kesenjangan sosial karena banyak masyarakat yang bergantung pada ekosistem di dalamnya.

Deforestasi ilegal telah mengakibatkan kondisi lahan sangat kritis. Data di Kabupaten Banggai Kepulauan menunjukkan kondisi lahan sangat kritis di wilayah hutan sebesar 144, 86 Hektare, dan lahan kritis sebesar 28.026,87 Hektare.

Selain itu, kegiatan tersebut juga telah mengancam satwa endemik Pulau Peleng yakni Tarsius dan Gagak Banggai.

Program Kokolomboi Lestari turut melibatkan dan memberdayakan Masyarakat Adat Togong-Tanga yang merupakan suku asli Sea-Sea di Dusun Kokolomboi, Desa Leme-Leme Darat.

Baca juga : Galang Dukungan Masyarakat Tangsel, Almijan: Ganjar-Mahfud Pilihan Akal Sehat

Program ini mengintegrasikan 3 pendekatan diantaranya ecological approach, socio-economic approach, dan socio-cultural approach.

Pendekatan ekologi/ecological approach menjadi Langkah awal Perusahaan dan masyarakat untuk memperbaiki ekosistem dan rantai makanan satwa endemic yang ada di Kokolomboi.

Kegiatan untuk perbaikan ekosistem antara lain meningkatkan tutupan vegetasi dan pengkayaan pakan satwa melalui kegiatan pembibitan dan penanaman, zonasi kawasan hutan konservasi oleh Lembaga Adat Togong-Tanga.

Dan monitoring indeks keanekaragaman hayati secara rutin yang dilakukan melalui kemitraan dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banggai Kepulauan, KPH Pulau Peleng, Burung Indonesia, dan Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia.

Baca juga : Relawan Ganjar Muda Padjajaran Berdayakan Warga Lewat Budi Daya Lele

GM Zona 13 Benny Sidik mengatakan program ini merupakan inisiatif keberlanjutan perusahaan di bidang lingkungan, yang merupakan komitmen perusahan mendukung kinerja Environmental, Social & Governance dalam melaksanakan operasi produksi hulu migas.

Melalui program, DMF juga mendukung agenda internasional Sustainable Development Goals khususnya tujuan no. 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, no. 10 berkurangnya kesenjangan, no. 13 Penanganan Perubahan Iklim, dan no. 15 Ekosistem Daratan.

“Kami sangat memahami pentingnya peranan hutan sebagai upaya memerangi perubahan iklim dan mitigasi dampak bencana alam. Menurut kami, masyarakat adat dan masyarakat lokal adalah aktor utama dalam upaya konservasi hutan di lokasi mereka hidup. Peran perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya mendukung melalui peningkatan kapasitas agar mereka hidup sejahtera dan mandiri, sehingga peran mereka dalam menjaga hutan akan lebih optimal,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.