Dark/Light Mode

Bulog Geber Bantuan Pangan Buat Rakyat

Produksi Menipis, Harga Beras Merangkak Naik...

Sabtu, 3 Februari 2024 07:05 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi. (Foto: Humas Perum Bulog)
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi. (Foto: Humas Perum Bulog)

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga beras kembali naik. Hal ini terjadi akibat rendahnya produksi nasional dan krisis global. Untuk menekan harga, Pemerintah melalui Perum Bulog menggenjot program Bantuan Pangan dan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi men­gakui, harga beras saat ini me­mang kembali mengalami kenai­kan. Hal ini terutama disebabkan oleh keterlambatan masa tanam dan rendahnya hasil produksi pada awal tahun ini.

“Situasinya, memang dapat tekanan dari sisi produksi, lalu sebagian lagi karena petani terlambat tanamnya,” ujar Bayu di Kantor Kementerian Pereko­nomian, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2024).

Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan pada Januari-Februari terdapat defisit beras sebesar 2,7 juta ton. Defisit yang dia maksut, yakni hasil produksi pada Januari sampai Februari lebih rendah dibandingkan kebutuhan konsumsi dalam negeri.

Baca juga : KPK Gagal Tangkap Bupati

Selain itu, terdapat penyebab lainnya, yaitu harga pupuk yang masih mahal akibat perang Ru­sia Vs Ukraina.

Bayu menjelaskan, situasi global telah mengganggu rantai pasok, karena situasi Laut Merah memanas akibat terjadinya per­ang antara Milisi Houthi dengan militer Amerika Serikat (AS).

“Hal ini membuat transportasi (kapal laut) memutar lewat Af­rika. Tadinya dekat karena lewat Terusan Suez, (sekarang) jadi lebih panjang perjalanannya,” tuturnya.

Sebagai informasi, kelompok Houthi merupakan bagian dari poros perlawanan anti-Barat dan anti-Israel, telah mengganggu pelayaran Laut Merah selama berbulan-bulan. Sehingga, me­micu serangan balasan dari AS dan Inggris.

Baca juga : Kirab Kebangsaan Prabowo-Gibran Disambut Antusias Warga Semarang

Akibatnya, sejumlah peru­sahaan pelayaran menghindari Laut Merah dan berlayar mele­wati Tanjung Harapan, Afrika Selatan (Afsel). Ini tentunya me­nambah waktu tempuh perjala­nan kapal laut yang mengangkut bahan pangan. Dan otomatis membuat ongkos logistik me­ningkat.

Meski begitu, ia menegaskan, Pemerintah terus melakukan upaya untuk menekan harga beras yang saat ini tinggi.

Caranya, kata dia, dengan menggenjot penyaluran Bantuan Pangan dan intervensi harga melalui program beras SPHP.

“Bantuan Pangan SPHP Bu­log, dilaksanakan, paling tidak agar masyarakat punya alternatif dan mengurangi tekanan dari kenaikan harga,” katanya.

Baca juga : Pj Gubernur Sumsel Terima Bantuan Penanganan Darurat Banjir dari Deputi BNPB

Berdasarkan Panel Harga Pangan Nasional, untuk peri­ode Kamis (25/1/2023)-Kamis (1/2/2024), secara rata-rata nasional harga beras premium saat ini naik Rp 130 ke angka Rp 15.480 per kilogram (kg), untuk jenis medium turun Rp 40 menjadi Rp 13.450 per kg.

Sementara pada Selasa (30/1/2024) Perum Bulog baru saja menyalurkan beras Bantuan Pangan ke masyarakat di Yogya­karta, bersamaan dengan rang­kaian kunjungan kerja Presiden Joko Widodo, di Sleman (29/01) dan Bantul, Jawa Tengah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.