Dark/Light Mode

Potensi Bisnisnya Kinclong

Menkominfo Ngarep Startup Hectocorn

Jumat, 25 Oktober 2019 09:55 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Johnny G Plate mengungkap harapannya pada awal jabatan sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo). Yakni melahirkan startup hectocorn, atau perusahaan rintisan yang memiliki valuasi 100 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.400 triliun.

Meski terbilang sulit, namun Johnny tetap optimistis harapannya tersebut bisa tercapai. Menurutnya, perkembangan ekonomi digital yang saat ini terus berubah secara cepat harus dimaksimalkan.

“Kita pasti punya target di bidang mikro bisnis. Kita ingin punya startup yang lebih cepat. Unicorn decacorn lebih banyak. Kalo perlu ada hectocorn, jadi jangan takut. Harus punya gagasan yang besar. karena kita punya potensi,” ujarnya, kemarin.

Untuk diketahui, hasil riset versi Hurun Global Unicorn List 2019, saat ini satu-satunya perusahaan yang sudah menyandang predikat hectocorn adalah Ant Financial yang merupakan induk perusahaan layanan pembayaran Alipay yang juga masuk ke Alibaba Group.

Ant Financial sudah memiliki valuasi 150 miliar dolar AS. Dilansir dari Quartz, nilai valuasi yang diperoleh Ant Fi nancial lebih banyak dari seluruh pendapatan perusahaan teknologi finansial (fintech) di Eropa dan Amerika Serikat.

Alipay sendiri telah digunakan lebih dari 1 miliar pengguna aktif harian di seluruh dunia. Namun menurut data dari CBinsights, belum ada startup yang mencapai status tersebut.

Perusahaan asal China yakni Bytedance merupakan startup dengan nilai valuasi tertinggi yakni 75 miliar dolar AS. Dari total 494 startup versi Hurun, China dan Amerika Serikat merupakan negara penyumbang unicorn terbanyak saat ini. Tercatat sebanyak 206 startup unicorn asal China dan 203 dari AS.

Baca juga : Garap Industri Gim, Telkom Rilis Indigo Game Startup Incubation

Menyusul Bytedance, terdapat perusahaan transportasi online China Didi Chuxing (56 miliar dolar AS), JUUL Labs (50 miliar dolar AS) dan WeWork (47 miliar dolar AS).

Grab merupakan startup pertama asal Asia Tenggara yang berhasil menyandang predikat decacorn dengan nilai valuasi 14,3 miliar dolar AS. Sementara Indonesia telah melahirkan empat startup berstatus unicorn.

Yaitu Tokopedia (7 miliar dolar AS), OVO (2,9 miliar dolar AS), Bukalapak (2,5 miliar dolar AS), dan Traveloka (2 miliar dolar AS). Gojek yang memiliki valuasi 10 miliar dolar AS merupakan startup Indonesia pertama yang berstatus decacorn.

Meski demikian, ini baru mimpi yang diharapkan bisa menjadi nyata ke depan. Terkait langkah yang akan diambil, Johnny baru mau mendiskusikannya dengan jajaran kementeriannya. “Rapat dulu. Susun dulu. Buat roadmap dulu,” katanya.

Johnny menyebut, pemerintah bakal menjadi fasilitator yang bertugas untuk membantu para startup di Indonesia. Konsep tersebut sebenarnya sudah digagas oleh Menkominfo sebelumnya, Rudiantara.

“Nanti kan banyak ahlinya, yang pasti dilakukan adalah kemudahan, peran regulator menjadi juga fasilitator seperti yang disampaikan untuk mempercepat kesempatan-kesempatan, khususnya di bidang digital sebagai tempat selancarnya para milenial, itu akan jadi perhatian besar,” ungkap Johnny.

Ia mengatakan, tugas pemerintah yakni memberikan kepastian hukum dalam berwirausaha. Regulasi yang dibuat juga harus disesuaikan dengan kebutuhan para pelaku startup. Johnny pun meminta ASN di Kementeriannya agar bisa bekerja sama.

Baca juga : Penjualan Kinclong, Indofood Raup Untung

“ASN yang hebat-hebat di Kemenkominfo harus mempermudah hal sulit. Bukan menyulitkan hal-hal mudah,” sebutnya.

Ia menambahkan, dalam masa jabatannya selama 5 tahun ke depan berencana memindahkan hal yang dianggap sebagai titik blankspot dalam pengembanganpengembangan yang sebelumnya dilakukan pemerintah terkait dengan platform digital.

Menurut Johnny, upaya tersebut akan dilakukan dengan mengoptimalisasi pemanfaatan infrastruktur digital yang telah dibangun pada masa era Rudiantara.

“Infrastruktur yang sudah kita bangun jangan sampai tidak bisa digunakan rakyat. Saya bukan berlatar belakang informatika, tapi saya berharap dapat mentransmisikan tindakan Presiden. Kementerian ini, bersama-sama kita melaksanakan kewajiban sesuai amanat Undang-undang,” ujarnya.

Johnny juga akan fokus terhadap masalah perlindungan data pribadi dan pusat penyimpanan data nasional.

Menurutnya, di sektor informatika dan digital borderless sudah tidak dapat dihindarkan. Ketua Umum Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) Alex Budiyanto berharap, sebagai Menkominfo Johnny dapat lebih mendahulukan kepentingan negara.

Terutama kedaulatan data di tengah gempuran perusahaan over the top (OTT) dan kepentingan asing di sektor ICT di Indonesia.

Baca juga : Potensi Besar Bisnis Pisang di Pesisir Pangandaran

“Pak Presiden Jokowi waktu memperkenalkan Menkominfo yang baru kembali menegaskan pentingnya kedaulatan data. Ini adalah sinyal yang baik, bahwa Presiden Jokowi sangat concern sekali dengan kedaulatan data ini,” ujarnya.

Menurut Alex, pemerintah harus secara serius meregulasi perusahaan OTT asing. Dengan demikian, lanjutnya, rampungnya proyek Palapa Ring tidak membuka jalan bagi perusahaan OTT asing untuk menguasai data dan pasar lokal tanpa memberi￾kan kontribusi.

Selain itu, pemerintah dinilai perlu menyiapkan regulasi guna memberikan dukungan kepada anak bangsa agar mampu berkarya serta menciptakan layanan-layanan untuk meminimalisir ketergantungan kepada produk-produk OTT asing.

“OTT asing harus tunduk pada aturan di Indonesia. Jangan sampai negara kalah oleh OTT asing,” tegas Alex. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.