Dark/Light Mode

Langsung Dari Cape Canaveral Florida AS

Satelit Merah Putih 2 Sudah Diluncurkan, Akses Konektivitas 3T Bakal Makin Joss

Rabu, 21 Februari 2024 05:42 WIB
Dirut Telkom Indonesia Ririek Adriansyah (kiri) dan Dirut Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf di tengah peluncuran Satelit Merah Putih 2 di Cape Canaveral, Florida, AS, Selasa (20/2/2024). (Foto: Iswara
Dirut Telkom Indonesia Ririek Adriansyah (kiri) dan Dirut Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf di tengah peluncuran Satelit Merah Putih 2 di Cape Canaveral, Florida, AS, Selasa (20/2/2024). (Foto: Iswara

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Telkom Indonesia bersama anak usahanya, Telkomsat berhasil meluncurkan Satelit Merah Putih 2 langsung dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), Selasa (20/2/2024) pukul 15.11 waktu setempat.

Satelit ke-11 milik Telkom yang diluncurkan dengan roket Falcon 9 ini, akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur. Satelit ini menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) atau broadband satellite dengan kapasitas 32 Gbps. Serta membawa transponder aktif frekuensi C-band dan Ku-band, yang akan menjangkau seluruh area Indonesia.

“Alhamdulillah, Satelit Merah Putih 2 telah berhasil diluncurkan. Ini adalah milestone penting bagi TelkomGroup, khususnya dalam mendukung terwujudnya pemerataan akses konektivitas di seluruh Indonesia, hingga di daerah 3T," kata Direktur Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah di Cape Canaveral, Florida, AS, Selasa (20/2/2024).

Baca juga : Erick: Kami Ingin Seluruh Rakyat Bisa Rasakan Manfaat Internet

“Keberadaan Satelit Merah Putih 2 akan menjadi pondasi yang memperkuat portfolio bisnis satelit TelkomGroup, yang dijalankan Telkomsat,” imbuhnya.

Satelit Merah Putih 2 mengandalkan platform Spacebus 4000B2 dengan usia desain 15 tahun. Pembangunan satelitnya, melibatkan Thales Alenia Space, yang bertanggung jawab terhadap launch and early orbit phase (LEOP) atau fase awal satelit setelah lepas dari roket Falcon 9 Space X, hingga mencapai slot orbit yang diinginkan di 113 BT.

Thales juga akan mengurusi fase in-orbit tests (IOT), yaitu fase pengujian performa satelit setelah berada di slot orbitnya. Thales memberikan dukungan penuh terhadap sistem pengendalian satelit dari stasiun pengendali (ground control), sekaligus melatih Telkomsat, agar siap mengoperasikan broadband satelit tersebut sepanjang usia masa ekonomisnya.

Baca juga : Aturan Golden Visa Disahkan, Ekonomi Negara Bakal Makin Kinclong

Mengapa Thales Alenia? Ririek menjelaskan, Thales Alenia Space terpilih dari lima provider yang diundang melalui proses tender.

"Kita pilih yang memberikan harga per kapasitas paling murah. Per gigabyte paling murah. Waktu itu, ada yang harga per gigabyte-nya paling murah, tetapi kapasitasnya paling rendah. Sedangkan Thales, menawarkan solusi paling bagus. Kapasitas besar dan harga per gigabyte-nya paling murah," jelas Ririek, yang ketika itu didampingi Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd Rauf.

Untuk peluncuran satelitnya, Telkomsat bekerja sama dengan SpaceX, milik Elon Musk. Telkomsat juga menggandeng Jasindo, untuk menjamin risiko satelit. Serta Telesat sebagai konsultan Telkomsat dalam pengadaan dan manufaktur satelit.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.