Dark/Light Mode

Raup Pendapatan Usaha Konsolidasi Rp 46,7 T

Top, Pemulihan Kinerja Garuda On The Track...

Rabu, 3 April 2024 07:05 WIB
Raup Pendapatan Usaha Konsolidasi Rp 46,7 T Top, Pemulihan Kinerja Garuda On The Track...

RM.id  Rakyat Merdeka - Upaya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memulihkan kinerja berjalan mulus. Hal itu tercermin dari capaian kinerja maskapai pelat merah tersebut yang tumbuh positif sepanjang 2023.

Kinerja positif Garuda terefleksikan dalam pertumbuhan pendapatan usaha konsolidasi pada 2023, yang tumbuh sekitar 40 persen atau 2,94 miliar dolar Amerika Serikat (AS), setara Rp 46,7 triliun, dibandingkan pendapatan usaha pada tahun sebelumnya, yaitu 2,1 miliar dolar AS (setara Rp 33,4 triliun).

Pengamat Penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan, prediksi pemulihan kinerja maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, memang akan terlihat di 2023 sehingga akhirnya mampu kembali rebound pada 2024.

Ia menuturkan, bila dilihat dari laporan keuangan sampai September 2023, perusahaan masih mencatatkan rugi.

Baca juga : Menhub Kerja Ekstra, Pastikan Mudik Lancar

Tapi kalau dilihat dari keseluruhan, imbuh Gatot, kinerja Garuda sudah membaik. Tahun lalu sudah untung, walaupun itu karena restrukturisasi utang.

“Itu langkah yang baik, bagi keberlangsungan operasional perusahaan,” ujar Gatot kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia menilai, untuk menjaga pertumbuhan kinerja maskapai pasca pandemi, yang diperlukan adalah mempertahankan dan meningkatkan alat produksinya, yaitu pesawat yang siap dioperasikan.

Caranya bermacam-macam, misalnya dengan menambah jumlah pesawat, mempercepat perawatan dan perbaikan pesawat dan menggunakan pesawat secara lebih selektif.

Baca juga : Manchester City Vs Aston Villa, The Citizens Siap Tampil Beringas

“Baik itu terkait komersial, yaitu penerbangan ke rute-rute yang menguntungkan, maupun terkait operasional seperti life cycle atau jam operasi,” bebernya.

Hal itu, menurut Gatot, berkaitan dengan krisis kelangkaan spareparts dan pesawat secara global. Sehingga bila tidak diantisipasi di masa depan, maka jumlah pesawat yang dioperasikan Garuda bisa berkurang.

“Kalau ini tidak dijaga, tentunya akan mempengaruhi bisnis Garuda Indonesia secara keseluruhan,” katanya.

Terpisah, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, capaian pendapatan usaha tersebut merupakan salah satu indikator langkah penyehatan kinerja usaha yang terus berjalan on the track.

Baca juga : Juventus Kalah Terus Di Liga Italia, Allegri Terancam Dipecat

Ia menjelaskan, pendapatan usaha tersebut didorong dari pendapatan penerbangan berjadwal yang naik 41 persen year on year (yoy) menjadi 2,37 miliar dolar AS (setara Rp 37,7 triliun), dari sebelumnya 1,68 miliar dolar AS (Rp 26,7 triliun).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.