Dark/Light Mode

Peran Hutan dalam Memperkuat Ketahanan Energi dan Menghadapi Perubahan Iklim

Selasa, 16 April 2024 21:25 WIB
Peran hutan bagi kehidupan (Sumber: tirto.id)
Peran hutan bagi kehidupan (Sumber: tirto.id)

Berdasarkan data dari FAO pada tahun 2020, data menunjukkan bahwa luas hutan dunia mencapai 4,06 miliar hektar. Hal ini menunjukkan bahwa kelestarian hutan masih terjaga sampai sekarang. Hutan merupakan asosiasi flora dan fauna yang didominasi oleh pepohonan yang menempati areal yang luas sehingga dapat menciptakan iklim mikro dan kondisi ekologi yang khas yang berbeda dengan kondisi ekologi di luarnya. Hutan memiliki tingkat biodiversitas yang sangat tinggi sehingga dapat menciptakan suatu ekosistem yang baik di dalamnya.

Hutan sangat berperan penting bagi kehidupan manusia. Hutan merupakan suatu sumber daya alam terbarukan yang dapat menggantikan dirinya sendiri ketika kondisi tersebut menguntungkan untuk pertumbuhan baru. Berbagai macam hasil hutan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia, baik secara langsung seperti kayu, satwa, dan hasil tambang, maupun secara tidak langsung seperti manfaat rekreasi, perlindungan dan pengaturan tata air, oksigen, dan pencegahan erosi (Rahmawaty dan Pertanian, 2004).

Namun, pemanfaatan hutan sering kali dilakukan secara tidak lestari. Hal ini sering kali didorong oleh keserakahan dan kurangnya kesadaran akan dampak jangka panjangnya. Deforestasi dan degradasi hutan terus terjadi demi memenuhi kebutuhan manusia. Konversi hutan menjadi kawasan pertanian dan perkebunan, perburuan satwa liar dapat mengakibatkan satwa tersebut menjadi langka dan punah merupakan contoh dari praktik pemanfaatan hutan secara tidak lestari yang marak terjadi. Ditambah lagi, lemahnya penegakan hukum dan maraknya korupsi dapat menyebabkan manusia dapat melakukan deforestasi secara besar-besaran (Hadiyan dkk., 2017). Rusaknya hutan dapat mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati, rusaknya ekosistem hutan, hilangnya sumber daya alam dan jasa ekosistem hutan bagi masyarakat, serta memicu adanya konflik antara masyarakat dan pemerintah.

Keserakahan manusia untuk memenuhi kebutuhan energi terus meningkat dan mendorong eksploitasi hutan secara berlebihan. Hutan ditebang untuk membuka lahan dan menjadikan lahan tersebut sebagai kawasan pertambangan seperti pertambangan batu bara, minyak bumi, dan lain-lain. Hal tersebut dikarenakan penggunaan energi masih didominasi oleh batu bara, gas, dan minyak bumi yang merupakan bahan bakar fosil sehingga mendorong manusia untuk mengekploitasi hutan secara berlebihan.

Berdasarkan hasil laporan dari Kementerian ESDM tahun 2023, batu bara dan minyak bumi masih mendominasi penggunaan energi di Indonesia. Pada tahun 2023, penggunaan batu bara mencapai 40,06%, minyak bumi mencapai 30,18%, sementara penggunaan EBT hanya 13,09%, itupun masih dibawah gas bumi sekitar 16,28%. Hal tersebut dikarenakan bahan bakar fosil merupakan sumber energi terkotor, tetapi harganya terjangkau karena ketersediaan masih sangat banyak mengakibatkan manusia sangat bergantung pada sumber energi tersebut. Misalnya batu bara, yang merupakan salah satu sumber energi paling kotor, tetapi harganya terjangkau karena memiliki ketersediaan yang sangat banyak.

Baca juga : Pertumbuhan Ekspor Rebound Capai 8,3 Persen

Penebangan liar dan konversi hutan tidak hanya mengakibatkan hilangnya flora dan fauna, tetapi juga dapat memicu emisi gas rumah kaca yang memperparah perubahan iklim. Peningkatan penggunaan bahan bakar fosil berdampak pada peningkatan produksi gas CO2. Suhu global meningkat dua kali lebih cepat dalam kurun 50 tahun terakhir dan diperkirakan akan meningkat dengan lebih cepat pada tahun-tahun yang akan datang. Berdasarkan laporan dari BBC News, tercatat pada tahun 2023, suhu permukaan bumi mencapai 1,5oC. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan iklim, permukaan air laut semakin meningkat, terjadinya kekeringan, curah hujan dan cuaca yang tidak menentu, lapisan ozon semakin menipis, dan menghancurkan kehidupan makhluk hidup (Sulistyono, 2012).

Saat ini, banyak negara sedang berusaha untuk beralih ke energi terbarukan demi memperkuat ketahanan energi negaranya masing-masing. Ketahanan energi menjadi salah satu yang sangat krusial dimana hal ini menjadi perhatian bagi seluruh dunia dan setiap negara memiliki kemampuan sendiri untuk mengukur sejauh mana ketahanan energinya. Ketahanan energi merupakan penyediaan jasa energi kepada konsumen secara adil, terjangkau, handal, efisien, ramah lingkungan, proaktif, dan dapat diterima secara sosial (Wiratama, 2015). Tidak hanya itu saja, berbagai cara dilakukan untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim. Bahkan, saat ini sedang dikeembangkan program Net Zero Emission, dimana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi. Salah satu cara untuk mendukung program NZE tersebut adalah dengan memperkuat peran hutan.

Hutan memiliki peran penting dalam memperkuat energi. Hutan merupakan salah satu sumber energi terbarukan. Pohon dan tanaman di hutan bisa diubah menjadi berbagai bentuk energi, seperti kayu bakal, biofuel, dan energi panas. Biofuel, contohnya bioetanol, dapat menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan dan dapat menggantikan bahan bakar fosil. Hutan dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor energi (Al Hakim, 2020).

Hutan juga memiliki peran yang sangat besar dalam menghadapi perubahan iklim. Hutan dapat berperan sebagai paru-paru dunia karena hutan memiliki berbagai jenis tumbuhan sehingga memiliki daya serap karbondioksida yang tinggi. Pohon dan tanaman hutan menyerap CO2 dan menyimpannya dalam bentuk biomassa seperti kayu. Hutan juga mampu menghasilkan banyak oksigen dan menjadi salah satu penghasil oksigen terbesar di dunia. Hutan dapat membantu mengurangi laju perubahan iklim. Bahkan, hutan dapat menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah (Laksono, 2022).

Manusia sangat bergantung dengan hutan. Maka dari itu, diperlukan pengelolaan yang baik dari pemerintah dan masyarakat. Masyarakat harus berpartisipasi dalam menjaga kelestarian hutan. Upaya memperkuat peran hutan adalah dengan pengelolaan hutan yang berkelanjutan, reboisasi, pengembangan energi terbarukan dari hutan, dan pengurangan emisi dari sektor energi. Hukum harus diperkuat agar tidak terjadi illegal logging yang dapat merusak hutan.

Baca juga : Garuda Operasikan 2 Penerbangan Kemanusian Ke Sudan Dan Palestina

Pemerintah harus bekerja sama dengan masyarakat dalam mengelola hutan agar tidak terjadi konflik yang tidak diinginkan (Maulia dkk., 2023). Selain itu, diberikan edukasi kepada masyarakat dalam mengelola hutan dan lingkungan agar masyarakat bisa memanfaatkannya dengan baik dan mampu menanggulangi masalah perubahan iklim. Dengan demikian, hutan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pasokan untuk ketahanan energi dan menghadapi krisis iklim, serta menciptakan suatu ekosistem yang baik bagi lingkungan dan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al Hakim, R. R. (2020). Model energi Indonesia, tinjauan potensi energi terbarukan untuk ketahanan energi di Indonesia: Sebuah ulasan. ANDASIH Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1).

Hadiyan, Y., Yuliah, Y., & Pambudi, H. (2017, October). Memahami dan Membangun Pendekatan Penyelesaian Deforestasi dan Degradasi Hutan di Region Sumatera dan Kalimantan. In Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning (Vol. 14, No. 1, pp. 166-169).

Laksono, D. (2022). Paru-Paru Dunia. Cv Media Edukasi Creative.

Baca juga : Perkuat Ketahanan Energi, Pertamina Terus Tingkatkan Kapasitas Produksi Kilang

Maulia, S. T., Utami, S., & Ichsan, M. (2023). Dampak Polusi Udara Akibat Kebakaran Hutan Dan Lahan Serta Upaya Pengurangannya Untuk Mempertahankan Ketahanan Energi. Jurnal Ketahanan Nasional, 29(3), 384-400.

Rahmawaty, S., & Pertanian, M. F. (2004). Hutan: Fungsi dan peranannya bagi masyarakat. Program Ilmu Kehutanan. Universitas Sumatera Utara. 

Sulistyono, S. (2012). Pemanasan global (Global Warming) dan hubungannya dengan penggunaan bahan bakar fosil. Swara Patra: Majalah Ilmiah PPSDM Migas, 2(2).

Wiratama, Hadi, 2015, Analisa Cadangan Dan Ketahanan Energi Nasional Sebagai Evaluasi Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan MEA 2015. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Marvel Agrifa Bannister Mendrofa
Marvel Agrifa Bannister Mendrofa
Mahasiswa

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.