Dark/Light Mode

Pasar Wisata Kapal Pesiar Indonesia Cukup Menjanjikan

Jumat, 20 Desember 2019 23:01 WIB
Farriek Tawfik (Foto: Merry Apriyani/RM)
Farriek Tawfik (Foto: Merry Apriyani/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Princess Cruises, perusahaan jasa wisata kapal pesiar yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, serius menggarap pasar di Indonesia. Terhitung lima tahun terakhir, Princess Cruises menyandarkan kapal-kapalnya di beberapa pelabuhan Indonesia.

"Kapal-kapal Princess Cruises sudah berlabuh di pelabuhan Surabaya, Semarang, Probolinggo, Ujung Pandang hingga Pulau Komodo," ungkap Direktur Kawasan Asia Tenggara Princess Cruises, Farriek Tawfik, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, di Restoran Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/12).

Indonesia dianggap pasar potensial untuk jenis wisata yang menawarkan aktivitas tur yang santai, nyaman, dan penuh pelayanan. Pasalnya, Indonesia dengan populasi terbesar seiring pertumbuhan ekonomi, wisata kapal pesiar jadi alternatif baru.

Baca juga : Perusahaan Rusia Raih Primaduta Award dari Pemerintah Indonesia

"Kalau dulu wisata kapal pesiar itu dianggap high class, susah dijangkau. Sekarang sudah tidak lagi. Dari segi tawaran harga yang bersaing, kemudian tujuan negara wisata jadi pilihan penting orang memilih wisata kapal pesiar," kata Farriek.

"Kapal pesiar itu diistilahkan dengan floating hotel dengan fasilitas super lengkap, yang memanjakan. Orang nggak perlu pindah hotel, ongkos pesawat dari satu negara ke negara lain, orang-orang sudah bergerak untuk memilih wisata yang nggak bikin repot dalam sekali perjalanan bisa beberapa negara," jelas Farriek lagi.

Pelayaran pendek dengan rute seperti ke kawasan Asia Tenggara, Jepang dan Taiwan, masih menjadi favorit. Tapi juga ada yang menambah daftar destinasinya untuk berwisata kapal pesiar ke Alaska hingga Eropa. "Wisata empat hari sampai tujuh hari biasanya jadi pilihan. Karena rata-rata kan mereka pekerja, terbentur waktu cuti," tambahnya.

Baca juga : Hangat dan Meriah, Suasana Natal Masyarakat Indonesia di Roma

Soal antusiame, Farriek mengatakan terjadi perubahan signifikan jumlah wisatawan kapal pesiar selama lima tahun terakhir di Asia, pada umumnya. "Pada 2014 itu kami punya data sekitar 2,4 sampai 2,5 juta wisatawan. Dan 2019 ini meningkat 100 persen, kurang lebih 5 jutaan wisatawan," ungkap Farriek.

Wisatawan asal China dan Singapura masih mendominasi di angka tertinggi. Namun wisatawan asal Indonesia pun tak kalah menyumbang angka yang lumayan signifikan. Bahkan wisatawan milenial asal Indonesia juga memiliki minat cukup tinggi memilih wisata kapal pesiar.

"Ke depannya kami pasti akan mengembangkan jumlah pelabuhan di Indonesia. Karena Indonesia punya banyak tempat wisata dan menarik, itu juga jadi alasan," lanjutnya.

Baca juga : Pensiun dari Persija, Bambang Pamungkas Menahan Tangis

Memiliki armada sebanyak 18 kapal, Princess Cruises mulai berlayar sejak 1965, dan sudah memiliki 380 destinasi pelabuhan di dunia. Soal fasilitas, Farriek mengaku bisa ditandingi dengan perusahaan kapal pesiar lain. Bahkan melebihi layanan hotel bintang lima. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.