Dark/Light Mode

Soal Harga Pangan Nataru

Kementan Dan Pedagang Pasar Kok Nggak Kompak

Kamis, 26 Desember 2019 07:28 WIB
Jelang Natal dan Tahun Baru 2020 harga kebutuhan pokok mulai naik.
Jelang Natal dan Tahun Baru 2020 harga kebutuhan pokok mulai naik.

RM.id  Rakyat Merdeka - Suara pemerintah dengan pedagang pasar soal stabilitas harga kebutuhan pangan jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) berbeda.

Pemerintah, menyatakan kebutuhan pangan untuk perayaan Nataru dipastikan aman dan terkendali. Sedangkan pedagang mengaku, telah terjadi kenaikan harga pangan sebelum Natal dan diperkirakan hingga Tahun Baru nanti. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pun menjamin stabilitas harga dan stok pangan hingga tiga bulan ke depan aman. 

Hal ini berdasarkan data Badan Urusan Logistik (Bulog), Kemeterian Perdagangan (Kemendag), serta data Badan Ketahanan Pangan, yang memantau tiap hari stok pangan. 

“Stok beras Bulog mencapai 2,3 juta ton. Diperkirakan, jumlah tersebut akan terjaga, bahkan melimpah mengingat panen raya akan berlangsung di awal tahun 2020,” kata Syahrul di Jakarta. 

Baca juga : Ketua MPR: Natal Momentum Perkuat Semangat Kebhinekaan

Di samping itu, Syahrul juga memastikan stok pangan lain seperti daging, sayuran, buah dan telur. Kebutuhan ini aman karena hasil pengecekan stok di gudang dan pasar masih aman. 

“Masyarakat tenang saja, harga pun kita harapkan stabil karena stok cukup. Pemerintah memantau terus pergerakan pangan dari hulu hingga hilir,” ujarnya. 

Meski begitu, pedagang pasar mengaku dalam beberapa hari terakhir harga pangan sudah mengalami kenaikan. Bahkan, kenaikan berpotensi terus terjadi hingga momen Tahun Baru 2020 pekan depan. 

“Kenaikan hampir merata untuk beberapa bahan pangan. Penyebabnya, karena permintaan kian tinggi, khususnya di dua hari terakhir sebelum Natal,” kata Ketua Umum Ikatan Pe dagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri kepada Rakyat Merdeka. 

Ia mengatakan, harga pangan yang sudah merangkak naik sebelum Natal antara lain cabai rawit merah, cabai kriting, daging ayam, daging sapi, bawang merah hingga beras. 

Baca juga : Dipastikan Kementan, Pasokan dan Harga Cabe Jelang Nataru Stabil

“Kenaikan direntang Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilogram. Namun, karena permintaan terus meningkat jelang Tahun Baru, kita prediksi harga akan meningkat terus,” ujarnya. 

Mansuri melanjutkan, pemerintah seharusnya mewaspadai stok bahan pokok seperti daging sapi, daging ayam, gula hingga beras. 

Berdasarkan data harian Ikappi, daging sapi dan daging ayam terus mengalami kenaikan sebelum Natal. Daging sapi kenaikan dari Rp 120.000 per kg menjadi Rp 122.000 per kg. 

Sementara, harga daging ayam di tingkat pedagang sudah melonjak hingga Rp 36.000 per kg dari sebelumnya di angka Rp 35.000 per kilogram. 

“Dilihat dari ritme lima tahun terakhir, yang harus lebih diwaspadai adalah daging sapi karena permintaan tinggi tapi barang tidak banyak. Untuk ayam, walaupun harga naik relatif lebih dapat dikendalikan,” kata Mansuri. 

Baca juga : Gelar Penanaman Serentak, Temanggung Bakal Gedor Bawang Putih Nasional

Dikatakannya, saat ini merupakan puncak kenaikan harga komoditas pangan. Namun, pemerintah harus lebih memperkuat kontrol harga komoditas hingga pasca libur Natal dan Tahun Baru. 

Pasalnya, berdasarkan tren kenaikan harga yang terjadi saat momen Natal dan Tahun Baru akan sulit turun hingga awal tahun.“Ini waktu-waktu yang berisiko karena setiap saat harga bisa langsung naik. Harus ada antisipasi dan kecukupan stok di hulu,” ujarnya. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.