Dark/Light Mode

Siapkan Skenario Baru

Jokowi Akui Ekonomi RI Nyungsep Akibat Corona

Rabu, 15 April 2020 07:09 WIB
Presiden Jokowi
Presiden Jokowi

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden sudah waswas dengan pertumbuhan ekonomi. Target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi diakui akan nyungsep tajam tahun ini akibat wabah corona.

“Saya harus bicara apa adanya. Target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi cukup tajam,” tegasnya saat membuka Sidang Kabinet Paripurna melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, kemarin. 

Dalam APBN 2020, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen. Sementara tahun lalu, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen. 

Presiden melihat hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Tapi juga di negara-negara lain akibat pandemi virus corona. 

Berbagai lembaga internasional, seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF), bahkan telah memprediksi ekonomi global tahun ini memasuki resesi. 

“Hitung-hitungan terakhir yang saya terima, ekonomi global bisa tumbuh negatif 2,8 persen. Artinya, ketarik hingga 6 persen,” ujarnya. 

Baca juga : Ini 6 Arahan Penting Jokowi untuk Bendung Covid-19

Jokowi meminta, Indonesia menyiapkan diri dengan berbagai skenario. Namun, Indonesia tak boleh bersikap pesimistis. Indonesia harus tetap berupaya untuk mendorong pemulihan. Baik di bidang kesehatan maupun ekonomi. 

“Kita harus tetap ikhtiar dan berusaha. Bekerja keras dalam upaya pemulihan kesehatan,” jelasnya. 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi paling merosot akan terjadi pada kuartal kedua 2020. 

Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat hingga hanya sebesar 0,3 persen bahkan berpotensi turun -2,6 persen. Pada kuartal ketiga 2020 akan ada pemulihan pertumbuhan ekonomi menjadi 1,5 persen hingga 2,8 persen. 

“Kondisinya akan berat cukup panjang kemungkinan akan terjadi resesi di dua kuartal berturut-turut Indonesia PDB-nya bisa negatif. Ini yang sedang kita upayakan untuk tidak terjadi,” katanya. 

Selain itu, Sri Mulyani menyebut penerimaan negara akan turun hingga 10 persen. Hal ini terjadi karena adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi, penerimaan negara turun karena pemerintah memberikan berbagai insentif perpajakan. Sementara, belanja negara diperkirakan naik sekitar 3 persen. 

Baca juga : Desa Adat Jimbaran Terapkan Sanksi Bagi Pelanggar Aturan Terkait Corona

“Defisit kita diperkirakan akan meningkat di sekitar 5 persen,” ungkapnya. 

Tak hanya masalah ekonomi, dia menyebutkan bahwa wabah corona akan berdampak pula pada bidang sosial dan pembangunan Indonesia. 

“Akan ada tambahan 1,1 juta orang miskin akibat wabah corona,” ujarnya 

Dalam skenario yang lebih berat, Sri Mulyani mengatakan, bakal ada tambahan 3,78 juta orang miskin di Indonesia. 

“Dalam skenario berat, kita perkirakan bisa ada kenaikan 2,9 juta orang pengangguran baru. Dalam skenario lebih berat bisa sampai 5,2 juta,” ucapnya. 

Namun, Sri Mulyani tetap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali pulih di tahun 2021 di kisaran 4,55,5 persen. Target tersebut, cukup ambisius mengingat tekanan perekonomian akibat Covid-19 akan berlangsung hingga akhir tahun. 

Baca juga : PUPR Siapkan 3 Tower Baru Untuk Tampung Pasien Corona Di Wisma Atlet

“Terus terang hari ini kita masih harus melihat situasi di kuartal kedua dan kecepatan penanganan covid.,” tuturnya. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melampaui skenario sangat berat yang pernah disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani sebesar minus 0,4 persen. “Bisa minus 1-2 persen,” katanya 

Karena, kata Bhima, banyak penanganan Covid-19 yang justru tidak tepat dilakukan. Contohnya, saat ini bantuan sosial dari pemerintah belum semuanya diberikan kepada masyarakat terdampak. Kemudian, lanjut Bhima, soal kartu Prakerja. 

Meski nantinya masyarakat telah mengikuti pelatihan. Namun itu tak dapat menjamin apakah mereka akan mendapatkan pekerjaan.“Mana ada industri yang menampung peserta prakerja yang jumlahnya 5,6 juta orang. Itu mimpi indah,” ucapnya.[ KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.