Dark/Light Mode

Harga Gula Nggak Turun-turun

Mendag Nggak Nendang

Senin, 18 Mei 2020 06:48 WIB
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. (Foto: Agus Suparmanto)
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. (Foto: Agus Suparmanto)

RM.id  Rakyat Merdeka - Satgas Pangan akan menindak tegas pedagang yang masih menjual gula di atas Harta Eceran Tertinggi (HET). Dari hasil sidak yang dilakukan masih menemukan gula yang di jual di pasar seharga Rp 17.000/kg.

Menteri Perdagangan (Mendag), Agus Suparmanto meminta para pedagang untuk tidak menjual gula di atas HET Rp 12.500/kilogram (kg). “Jangan ada yang ingin mengambil keuntungan sepihak dengan menaikkan harga gula secara tidak wajar,” ujar Agus di Jakarta, kemarin.

Ia menjelaskan, Satgas Pangan telah diberi kewenangan penuh oleh Presiden Jokowi bersama Kepolisian untuk menindak tegas distributor, pedagang dan pelaku usaha yang masih berani memanfaatkan situasi pandemi.

Selain itu, untuk menekan harga gula di pasaran, Mendag juga berjanji mulai Minggu (17/5) seluruh provinsi akan diguyur pasokan gula langsung ke pedagang. Baik di pasar rakyat maupun di ritel modern. “Operasi Pasar (OP) gula juga akan dilakukan ke seluruh provinsi, mulai hari ini hingga menjelang Lebaran. Saya menjamin stoknya ada dan dalam jumlah yang cukup serta harga sesuai HET Rp 12.500 per kg,” kata Agus.

Baca juga : Mendag-Mentan Tak Memuaskan

Operasi pasar sudah dimulai, salah satunya di Kota Tangerang, Banten. Kemendag meminta produsen gula, PT Sungai Budi Group, memasok 24 ton gula kemasan 1 kg setiap hari ke pedagang Pasar Anyar Kota Tangerang.

Ia menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga gula sempat naik tinggi di pasaran beberapa bulan terakhir. Misalnya, terganggunya jalur distribusi, mundurnya jadwal pengapalan impor karena penetapan lockdown sejumlah negara, diberlakukannya pembatasan pergerakan, hingga adanya jadwal penggilingan tebu yang tertunda.

Ia juga meminta pandemi tidak dijadikan jalan pintas untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa peduli kesusahan rakyat, seperti menaikkan harga kebutuhan pokok seenaknya.

Sementara, Kepala Satgas Pangan Brigjen, Tahi Monang Silitonga menegaskan, tindakan represif penegakan hukum akan dilakukan jika para pedagang, distributor, dan pelaku usaha masih ada yang tidak mematuhi aturan. “Setelah dilakukan tindakan persuasif terlebih dahulu kepada masyarakat maka selanjutnya akan ditindak dengan penegakan hukum,” ucap dia.

Baca juga : Harga Gula Tinggi? Ini Penjelasan Menko Perekonomian

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Peretail Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengeluhkan, sulitnya menjual gula sesuai HET Rp 12.500 per kg. Bahkan kondisi tersebut, sudah dirasakan peritel sejak awal tahun 2020 lalu. Roy menjelaskan, pada dasarnya industri ritel berada di hilir dalam alur distribusi gula. Sehingga, harga yang dijual peritel ke konsumen sangat tergantung dengan produsen atau hulu.

“Saat ini produsen gula swasta hanya ingin menjual kepada ritel pada kisaran Rp 14 ribu per kilogram. Kita kesulitan mengambil gula tersebut karena terpatok pada aturan untuk menjual gula sesuai HET. Akhirnya mereka jual ke pasar tradisional karena lebih menguntungkan,” ucap Roy.

Ia juga menyebut, banyak daerah di luar Jabodetabek, yang tak kebagian stok gula pasir menjelang Lebaran. Khususnya di bagian Timur Indonesia seperti Ambon, Papua, dan Manado yang mengalami kekosongan stok gula pasir. Alasan kelangkaan stok gula pasir saat ini disebutnya akibat kendala distribusi yang berawal dari keterlambatan penerbitan Surat Persetujuan Impor (SPI).

Selain itu, sangat sulit menjual gula di luar Jabodetabek dengan harga sesuai HET dari pemerintah. “Kami sekarang kalau beli ke pabrik gula sudah Rp 12.300-12.400 per kg, sudah jor-joran sekali. Mau kirim ke Wilayah Indonesia Timur ini per kilo kena lagi biaya kapal Rp 800-1.000. Kami tidak bisa jual kalau bukan HET karena kami korporasi,” tegasnya.

Baca juga : Mendag Masih Letoy

Sebelumnya, Presiden Jokowi curiga dengan harga gula pasir yang tak kunjung turun. Dia menduga ada oknum yang berupaya memainkan harga demi mendapatkan keuntungan. Presiden langsung menginstruksikan jajarannya untuk mencari penyebab bahan pangan ini harganya tak kunjung turun.

 “Saya ingin ini dilihat masalahnya di mana, apakah masalah distribusi atau stoknya kurang atau ada yang sengaja permainkan harga untuk sebuah keuntungan yang besar. Saya minta betul-betul dicek di lapangan, dikontrol, sehingga harga semuanya bisa terkendali dan masyarakat bisa naikkan daya belinya,” tegas Jokowi. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.