Dark/Light Mode

Prosedur Ekspor Dipermudah

Industri Otomotif Semakin Ngebut

Kamis, 14 Februari 2019 08:42 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan pemerintah mempermudah prosedur ekspor kendaraan bermotor keadaan utuh atau completely built up (CBU) disambut gembira oleh pelaku industri otomotif dalam negeri. Diyakini, kebijakan tersebut bisa membuat kinerja industri otomotif semakin ngebut.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT TMMIN) Edward Otto Kanter menyatakan, kebijakan pemerintah mempermudah masuknya kendaraan bermotor ekspor ke Pabean.

Menurutnya, selama ini mobil yang diproduksi harus disimpan terlebih dahulu dengan jangka waktu mencapai 7 hari.

“Tadinya kami membuat mobil harus di-hold dulu karena harus urus dokumen. Tapi dengan adanya relaksasi ini kami tidak perlu menyetok di luar,” ujar Edward di Jakarta, kemarin.

Ia yakin, kebijakan baru tersebut bakal membuat kinerja industri otomotif dalam negeri semakin kencang karena bisa menekan biaya tinggi di ran￾tai pasok kendaraan bermotor. Sebab, mobil yang diproduksi dapat segera dikirim ke area pemuatan di Pabean.

Baca juga : Toyota: Daya Saing Otomotif Kita Naik

“Kami jadi bisa hilangkan cost supply chain-nya. Biasanya pengeluarannya ratusan ribu, tergantung berapa hari kita simpan per-unitnya,” tutup Edward.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim, eksportir mobil bisa menghemat biaya logistik hingga Rp 314,4 miliar per tahun dari kebijakan ini.

“Dari lima perusahaan eksportir mobil terbesar, total efisiensi biaya diestimasikan Rp 314,4 miliar per tahun. Keuntungan naik, semoga pajak yang saya terima juga naik,” kata Sri.

Untuk diketahui, kemudahan ekspor ini tertuang dam beleid Perdirjen Bea Cukai Nomor 1 Tahun 2019 tentang Tata Laksana Ekspor Kendaraan Bermo￾tor dalam Bentuk Jadi (CBU). Perdirjen tersebut mulai efektif berlaku pada 1 Februari 2019.

Sri Mulyani menjelaskan, dengan terbitnya Perdirjen tersebut, kini pelaksanaan ekspor akan lebih mudah dan efisien. Dia mencontohkan, kini sejumlah dokumen untuk ekspor seperti Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Nota Pelayanan Ekspor (NPE) dapat diajukan oleh eksportir sesudah kendaraan CBU masuk kawasan pabean.

Baca juga : Industri Mamin Genjot Ekspor

“Kalau dulu semua sebelum masuk kawasan pabean, sekarang barang masuk kawasan pabean, dokumen PEB dapat diajukan dan tidak perlu NPE sebelum masuk kawasan pabean,” katanya.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, tren ekspor kendaraan bermotor Indonesia menunjukkan angka yang membaik dalam lima tahun terakhir. Pada 2014, ekspor tercatat sebesar 51,57 persen dari total produksi, meningkat menjadi 55,4 persen di 2015.

Selanjutnya pada 2016, ekspor kendaraan bermotor sebesar 61,40 persen. Pada 2017 ekspor menurun menjadi sebesar 53,16 persen, dan 2018 ekspor tercatat mencapai 63,56 persen.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyambut baik regulasi tersebut. “Aturan baru ini membuat ekspor otomotif diberikan kemudahan. Ini sangat berarti untuk industri kita yang sedang bersaing dengan negara lain. Selain itu, ini membuktikan bahwa ekspor kita tidak hanya komoditas,” sambung Menperin.

Airlangga menuturkan, pada tahun ini, Kemenperin mematok target ekspor kendaraan bermotor utuh atau CBU bakal meningkat hingga mencapai angka 400 ribu unit tahun ini. Angka ini meningkat sebesar 14,8 persen dari sebelumnya pada angka 364 ribu unit.

Baca juga : Daya Beli Pulih, Kinerja Industri Mulai Bergeliat

//Investasi Rp 16 Triliun

Menperin menambahkan, tahun 2019 bakal ada perusahaan asing yang berinvestasi di sektor otomotif. Angka investasi perusahaan tersebut ditaksir mencapai hampir 900 juta dolar AS atau setara Rp 16,2 triliun.

“Nanti akan ada masuk investasi yang sudah secara lisan ada dalam pipeline itu, perusahaan besar akan masuk untuk investasi nilainya hampir 900 juta dolar AS di sektor otomotif,” kata Airlangga.

Airlangga menyebut, angka total investasi tersebut berasal dari dua korporasi besar yang berasal dari Eropa dan Asia. Meski tak menyebutkan nama perusahaannya. Menurut Airlangga, dua perusahaan itu menyatakan komitmen mereka untuk berinvestasi.  (ASI)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.