Dark/Light Mode

Gara-gara Corona

Jumlah Penumpang Pesawat Anjlok 81,70 %

Rabu, 3 Juni 2020 09:17 WIB
Jumlah penumpang angkutan udara domestik mengalami penurunan di masa pandemi.
Jumlah penumpang angkutan udara domestik mengalami penurunan di masa pandemi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Nasib bisnis penerbangan sudah di ujung tanduk di masa pandemi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik pada, April 2020 hanya 838,1 ribu orang. 

Jumlah tersebut, terjun bebas 81,70 persen dibanding catatan jumlah penumpang pada, Maret 2020. 

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, kondisi penurunan jumlah penumpang terjadi merata di seluruh bandara di Indonesia. 

“Penurunan jumlah penumpang terjadi di semua bandara utama,” jelasnya konferensi pers secara virtual, kemarin. 

Baca juga : Gara-gara Corona, Pasangan Lain Rumah Di Inggris Dilarang Ngeseks

Yaitu Bandara Soekarno Hatta-Banten 84,23 persen, Ngurah Rai-Denpasar (82,60), H asanuddin-Makassar (78,78), Kualanamu-Medan (78,70), dan Juanda-Surabaya (76,07). 

BPS juga mencatat, untuk jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Januari–April 2020 sebanyak 17,5 juta orang. Turun 27,67 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 24,2 juta orang. 

Sedangkan jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri/internasional mengalami penurunan lebih tajam pada, April 2020 sebanyak 26,0 ribu orang. Turun 95,35 persen dibanding Maret 2020. Seperti di Bandara Hasanuddin-Makassar sebesar 100,00 persen, Bandara Kualanamu Medan (97,63), Bandara Ngurah RaiDenpasar (97,52), Bandara Juanda-Surabaya (95,52), dan Soekarno HattaBanten (90,68). 

“Dengan demikian, selama Januari–April 2020 jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri, baik menggunakan penerbangan nasional maupun asing sebanyak 3,4 juta orang, atau turun 42,78 persen dibandingkan jumlah penumpang pada periode sebelumnya,” ujarnya. 

Baca juga : Politisi Muda Hanura Sedih Hotel Dan Pariwisata Anjlok

Ia mengatakan, Indonesia perlu sebuah terobosan agar sektor pariwisata dapat kembali menggeliat di tengah tantangan pandemi yang terjadi. 

Pasalnya, jika kondisi ini terus berlanjut dalam waktu yang cukup lama, sangat mempengaruhi kunjungan wisata domestik maupun internasional yang akhirnya berdampak besar ke penurunan penggunaan angkutan udara dari dan ke Indonesia. 

“Namun, hal ini tidak hanya menimpa Indonesia, karena hampir seluruh negara menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat akibat pandemi yang juga mempengaruhi angkutan udaranya,” ujarnya. 

Putus Kontrak Pilot Garuda 

Baca juga : Gegara Corona, Anggaran F1 Pertim Dipatok Rp 2,1 Triliun

Seperti diketahui, akibat anjloknya bisnis penerbangan di Indonesia, maskapai Garuda Indonesia sampai mempercepat penyelesaian kontrak kerja pilot mereka yang bekerja dengan status hubungan kerja waktu tertentu. 

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, kebijakan tersebut dilakukan sebagai langkah lanjutan yang perlu ditempuh perusahaan untuk meredam tekanan yang diakibatkan oleh penyebaran virus corona. Percepatan juga dilakukan demi menyelaraskan ketersediaan dan permintaan (supply dan demand) operasional penerbangan yang terdampak besar oleh pandemi wabah corona. 

“Melalui penyelesaian kontrak tersebut, Garuda Indonesia tetap memenuhi kewajibannya atas hak-hak penerbang sesuai masa kontrak yang berlaku,” kata Irfan dalam pernyataan resmi perseroan. 

Irfan menambahkan kebijakan tersebut diambil dengan pertimbangan matang. Keputusan diambil demi menghadapi tantangan berat yang terjadi akibat virus corona. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.