Dark/Light Mode

Pengangguran dan Orang Miskin Tambah Banyak

Jokowi Waswas Ekonomi Kuartal Kedua Makin Anjlok

Minggu, 7 Juni 2020 07:20 WIB
Presiden RI Joko Widodo. (Foto: Jokowi)
Presiden RI Joko Widodo. (Foto: Jokowi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020 diprediksi bakal jatuh lebih dalam dari sebelumnya. Pertumbuhan bisa negatif atau minus seiring masih mewabahnya virus corona.

Dengan kondisi seperti ini, jumlah pengangguran juga diperkirakan akan meningkat ke angka 5,23 juta dan kemiskinan bertambah menjadi 4,86 juta.

Namun begitu, Presiden Jokowi tak ingin pertumbuhan ekonomi RI sampai minus. Ini bakal menjadi pekerjaan rumah (PR) yang berat bagi tim ekonomi Jokowi. Sebab pada kuartal I-2020 lalu saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97 persen. “Di kuartal II, III dan IV harus mampu menahan laju pertumbuhan ekonomi agar tidak sampai minus dan bahkan kita harapkan kita pelan pelan bisa rebound,” kata Jokowi.

Baca juga : ICCN dan ABBS Inisiasi Bantu Industri Ekonomi Kreatif Paling Terdampak Covid-19

Karena itu Presiden meminta agar seluruh program pemulihan ekonomi bisa dijalankan sesegera mungkin. Sehingga dampak ekonomi bisa terasa dengan cepat.

Ia juga secara khusus meminta agar semua skema program pemulihan ekonomi yang telah dirancang tim ekonominya, seperti subsidi bunga untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), penempatan dana untuk bank-bank yang terdampak restrukturisasi, penjaminan kredit modal kerja, Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk Badan Usaha milik Negara (BUMN), dan investasi pemerintah untuk modal kerja segera berjalan agar perekonomian nasional secara perlahan-lahan bisa rebound.

“Saya ingin pastikan ini segera beroperasi di lapangan. Dengan demikian, pemutusan hubungan kerja secara masif diharapkan dapat dicegah. Sektor keuangan juga tetap stabil dan tentu saja pergerakan roda ekonomi terus bisa kita jaga,” kata Jokowi.

Baca juga : Bawang Merah dan Gula Putih Masih Mahal, Jokowi: Cek Betul-betul Kondisi Lapangan!

Jokowi juga meminta agar konsep berbagi beban menjadi acuan bersama antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan, dan pelaku usaha dalam melakukan program pemulihan ekonomi nasional.

Menurutnya, seluruh elemen tersebut harus bersedia menanggung risiko bersama-sama secara proporsional dan hati-hati. “Pemulihan ekonomi nasional dapat dilakukan secara hati-hati, akuntabel, dan transparan. Pelaksanaan program tersebut, pun harus mampu mencegah terjadinya bahaya moral di tengah masyarakat,” tegasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian (Sesmenko) Susiwijono Moegiarso mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua akan terkoreksi lebih dalam. “Kalau di kuartal I-2020 masih di 2,97 persen sesuai perhitungan kami, kita memperkirakan kuartal II-2020 ini akan jatuh sekali. Kemungkinan minus growth di bawah. Artinya, dari siklusnya di kuartal II-2020 ini akan terdampak paling dalam,” ujar Susiwijono.

Baca juga : Gegara Corona, Orang Miskin Bisa Nambah 12 Juta

Penurunan tentu dipicu oleh menurunnya aktivitas semua sektor ekonomi di dalam negeri. Tak hanya itu, perlambatan permintaan dunia, terganggunya rantai pasok penawaran global serta rendahnya harga komoditas juga ikut berperan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

“Semua terjadi bersamaan, menyebabkan anjloknya volume perdagangan dunia. Berbagai sentimen di publik, konsumen, market dan semuanya semakin melengkapi dan ini masalah yang kita hadapi bersama,” terang Susiwijono.

Kondisi ini, lanjut dia, berimbas pada ketersediaan lapangan kerja hingga kemiskinan. Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, tenaga kerja yang terdampak Covid-19 kini sudah mencapai sekitar 3,05 juta orang per 2 Juni 2020 kemarin. Diperkirakan akan ada tambahan pengangguran hingga 5,23 juta orang dan dalam skenario sangat berat angka kemiskinan bertambah 4,86 juta orang. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.