Dark/Light Mode

Imbas Ekonomi dan Covid, Bank Mandiri Lakukan Efisiensi

Senin, 8 Juni 2020 18:18 WIB
Imbas Ekonomi dan Covid, Bank Mandiri Lakukan Efisiensi

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan sejumlah revisi kinerja di tengah situasi ekonomi yang serba sulit dan serangan Covid-19.

Direktur Utama Bank Mandiri,  Royke Tumilaar mengatakan, tidak mudah untuk bisa bertahan di tengah situasi ekonomi yang tidak pasti. 

“Pada dasarnya kami sangat ingin tumbuh, tapi kondisi ini sangat banyak ketidakpastian, apalagi di masing-masing wilayah memiliki kebijakan berbeda di saat Covid-19, membuat perusahaan memiliki banyak pertimbangan dan kesulitan melakukan prediksi,” katanya dalam paparan kinerja triwulan I-2020 Bank Mandiri yang digelar secara virtual, di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Triwulan I, Bank Mandiri Kantongi Laba Rp 7,92 Triliun

Royke menegaskan, perseroan saat ini fokus pada beberapa hal. Pertama terkait restrukturisasi dan relaksasi kredit dengan hati-hati menjaga kualitas aset di masa depan. Kedua, melakukan efisiensi secara internal, dan ketiga, ingin tumbuh secara selektif.

Terkait Revisi Bisnis Bank (RBB), Direktur Keuangan dan Strategi, Silvano Winston Rumantir menambahkan, secara umum sedang dalam penyusunan dan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RAKB) revisi di mana ketentuan Juni ini akan disampaikan buku revisi RBB ke OJK. 

“Artinya saat ini masih dalam proses penyusunan, kami belum bisa disclosure berapa angkanya. Yang pasti RBB mencakup semua komponen,” ujarnya.

Baca juga : Di Tengah Covid-19, Pemuda Indonesia dan Ethiopia Bicara Pendidikan

Di tengah restrukturisasi, Bank pelat merah ini juga tetap menyalurkan kredit di beberapa sektor yang tidak berpengaruh besar saat Covid-19. Di antaranya, sektor farmasi, telekomuniasi dan consumer goods (Fast Moving Consumer Goods/FMCG).

“Tetap salurkan tapi dengan prinsip kehati-hatian mendorong debitor yang masih sehat. Di triwulan I-2020, eksposur di sektor farmasi naik sekitar 16,8 persen dari periode yang sama. FMCG juga naik 44 persen yoy, kami fokus di sektor yang dianggap masih bisa tumbuh di saat pandemi,” katanya.

Dari sisi efisiensi bank, lanjut Silvano, juga ada penambahan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), karena melihat konsekuensi dari semua bank yang melakukan restruk, sehingga ada koreksi di kinerja. 

Baca juga : Mengakali Dampak Covid, Garuda Luncurkan KirimAja

“Kami komit lakukan penghematan di beberapa pos di internal, secara prinsip dan inisiatif sendiri melakukan penghematan, ada juga yang harus dialihkan untuk penanganan Covid-19. Secara net menjaga BOPO seefisien mungkin,” jelasnya. [DWI]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.