Dark/Light Mode

Pagi Ini Rebound 0,36 Persen

Semangat Rupiah, Ayo Pertahankan!

Rabu, 24 Juni 2020 09:31 WIB
Pagi Ini Rebound 0,36 Persen Semangat Rupiah, Ayo Pertahankan!

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabar gembira. Pagi ini, nilai tukar rupiah dibuka menguat 52 poin atau 0,36 persen menjadi Rp 14.110 per dolar AS, dari sebelumnya Rp 14.162 per dolar AS.

Sementara indeks dolar AS pagi hari ini turun ke level 96,61, dibanding level penutupan pada sesi sebelumnya, yang mencapai angka 96,68.

Penguatan rupiah juga dialami mayoritas mata uang di kawasan Asia, yang berada di zona hijau. Won Korea Selatan menguat 0,31 persen, peso Filipina naik 0,21 persen, dolar Singapura menguat 0,19 persen, dan dolar Taiwan naik 0,16 persen.

Baca juga : Pilkada Kota Palu, Perindo Dukung Sang Petahana

Yen Jepang dan baht Thailand naik tipis, masing-masing 0,06 persen dan 0,04 persen. Sementara yuan China menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam, setelah turun 0,07 persen. Disusul ringgit Malaysia, yang menyusut 0,02 persen.

Sejak dua hari kemarin, mata uang Garuda lemah lunglai di sesi pembukaan. Begitu pula dalam sesi penutupan perdagangan kemarin. Rupiah ditutup pada level Rp 14.162 per dolar AS, atau melemah 12 poin sebesar 0,08 persen dibandingkan penutupan sebelumnya, yang terpatok di angka Rp 14.147 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi meramal, hari ini rupiah akan mengalami penguatan, meski terbatas. "Dalam perdagangan hari ini, rupiah diprediksi menguat terbatas di range Rp 14.145-14.180 per dolar AS,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Rabu (24/6).

Baca juga : Pasar Tanah Abang Dibuka, Rupiah Bergairah

Menurutnya, sejumlah faktor akan mewarnai pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini. Di level global, selain pandemi Covid-19, dunia juga harus menghadapi masalah yang tidak kalah pelik. Yaitu friksi AS-China.

Bukan tak mungkin, perang dagang kedua negara bisa meletus lagi seperti tahun lalu.

Dari dalam negeri, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, terlihat kurang menggembirakan bagi pasar. Perkiraan resesi yang didorong oleh potensi kontraksi di tiga kuartal berturut-turut, membuat pasar berpikir keras.

Baca juga : PT 7 Persen Dianggap Bisa Memecah Persatuan Bangsa

Untungnya, pemerintah optimistis tidak akan terjadi kontraksi produk domestik bruto (PDB) secara kuartalan, karena stimulus berupa bansos dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) diperpanjang sampai akhir tahun 2020. Sehingga, konsumsi masyarakat masih akan terjaga.

"Apalagi, pusat perdagangan seperti pasar, mal dan perkantoran sudah kembali dibuka,” pungkas Ibrahim . [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.