Dark/Light Mode

Covid-19 Bikin Harga Timah Anjlok

Kamis, 25 Juni 2020 21:15 WIB
Timah. (Foto: ist)
Timah. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekonom Indonesian Cooperative Management Institute, Giyanto Purbo menilai, penurunan harga timah di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) atau ICDX dan Jakarta Future Exchange (FFX) bukan karena adanya dualisme bursa. Penyebabnya lebih karena imbas pandemi Covid-19.

Giyanto menjelaskan, pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara, menyebabkan rendahnya permintaan dari industri penghasil produk turunan timah, seperti elektronik dan gawai atau selular. Ia mencotohkan komoditas timah seperti kulit, bahan baku utama sepatu. Jika permintaan sepatu turun, maka otomatis permintaan pada kulit pun linier. 

Baca juga : Lion Air Bantah Mainin Harga Tiket

Nah, ketika industri yang menggunakan bahan baku timah terimbas pandemi maka produksi menurun dan permintaan terhadap timah pun sejalan. "Sifat produk ini, permitaan pasar bukan dari bagaimana dia menurunkan menaikan harga, tergantung produk akhirnya. Jadi kalau elektronik tutup, bagaimana menaikkan produksi dan harga," ujarnya, Kamis (25/6)

Permintaan timah ini tergantung dari industri hilirnya, seperti elektronik dan gawai, bukan karena adanya dua pasar di Indonesia, yakni ICDX dan JFX. "Itu nggak begitu," katanya.

Baca juga : Lawan Covid-19, Kemenkumham Gelontorin Anggaran 77 Miliar

Giyanto menilai, banyaknya pasar malah lebih menguntungkan. "Bursa tergantung pasokan dan permintaan. Banyak Bursa daya tampung untuk pasarkan menjadi lebih luas," ucapnya.

Timah Indonesia sangat tergantug permintaan dari luar negeri atau ekspor. Menurutnya, rata-rata negara berkembang menjual bahan mentah atau setengah jadi, bukan barang jadi dan pangsa pasarnya adalah ekspor. Ini akan sangat berpengaruh pada permintaan dan harga, khususnya saat pandemi.

Baca juga : Dovi Yakin Bisa Telikung The Baby Alien

Berbanding terbalik dengan negara maju, seperti China yang hampir 90 persen bahan bakunya diserap oleh industri dalam negeri, dan menjual produknya berupa barang jadi, seperti gawai dan lain-lain. "Kalau di kita Indonesia kan pasarnya ekspor, pasarnya di luar negeri," jelasnya.

Seperti diketahui, pemerintah membentuk 2 bursa berjangka untuk komoditas timah yaitu BKDI/ICDX yang berdiri pada tahun 2013 dan JFX pada tahun 2018. Selain untuk menstabilkan harga timah, pembentukan kedua bursa tersebut juga agar Indonesia sebagai salah satu penghasil timah terbesar, bisa menjadi penentu harga timah di pasar dunia. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.