Dark/Light Mode

Faktanya, Tukang Sprei Masih Gelagapan Pakai Internet

Pedagang Pasar Tradisional Ditargetkan Go Online Tahun Ini

Rabu, 27 Februari 2019 15:50 WIB
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel Abrijani Pangerapan (kiri) bersama para perwakilan
aplikasi pembayaran di Pasar PSPT Tebet Timur, Jakarta Selatan dalam kesempatan peluncuran Gerakan UMKM Go Online, Selasa (26/2). (Foto: Istimewa).
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel Abrijani Pangerapan (kiri) bersama para perwakilan aplikasi pembayaran di Pasar PSPT Tebet Timur, Jakarta Selatan dalam kesempatan peluncuran Gerakan UMKM Go Online, Selasa (26/2). (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Sekarang bukan zamannya lagi hanya mengandalkan jualan offline. Jika ingin bisnis dan pendapatannya berkembang pesat, pelaku usaha disarankan sudah mulai memasarkan produknya secara online.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memiliki program pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk bisa go online. Setidaknya, 8 juta pelaku UMKM, termasuk para pedagang pasar, ditargetkan bisa go online tahun ini.

Kemarin, salah satu pasar yang menjadi target go online adalah Pasar PSPT Tebet Timur, Jakarta Selatan. Pasar ini memang tergolong pasar tradisional, hanya sekitar 10 persen pedagangnya yang sudah berdagang online di berbagai marketplace. Sisanya, mereka malah belum paham, apa itu berjualan online.

Aspari (58) mengaku belum terpikir untuk menjual dagangan sprei, bantal dan selimutnya secara online. Saat ini ia masih mengandalkan jualan fisik di Pasar PSPT selama hampir tujuh tahun. Ia bilang, berjualan online itu cukup rumit dan tidak sesederhana yang orang lihat. Apalagi untuk orang tua sepertinya, belum paham betul apa itu internet.

“Pakai HP saja saya masih sulit. Kadang minta bantuin anak. Bingung itu pakai internet. Pulsa atau data saja saya nggak bisa bedain,” akunya polos kepada Rakyat Merdeka.

Sebenarnya, lanjut Aspari, ia tertarik dengan iming-iming pendapatan dan untung yang lebih tinggi ketika berjualan online. Tapi, Aspari masih bimbang. Apalagi, selama ini ia sudah punya banyak pelanggan setia, yang mencari barangnya di Pasar PSPT Tebet Timur ini.

Baca juga : Pedagang Pasar Ngarep Realisasi Sistem Online Pertanian

Namun Aspari mengaku sudah meminta anaknya untuk yang membantu berjualan online. “Anak saya saja yang ngurus, saya nggak paham,” cetusnya.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, Kementerian Kominfo memang mendorong para pelaku usaha menjadi target revolusi teknologi 4.0.Untuk mendorong hal itu, Kementerian juga menggandeng berbagai pihak mulai dari perbankan, startup aplikasi pembayaran, dan marketplace.

“Target kita tidak main-main, sampai 10 ribu pasar seluruh Indonesia diharapkan go online. Tahun ini, setidaknya 500 pasar bisa kita sasar, di mana ada 150-250 ribu UMKM di dalamnya bisa terbantu layanan menuju online. Kami turun dari pasar ke pasar untuk sosialisasi,” terang Semuel, dalam acara launching Gerakan Ayo UMKM Jualan Online di Pasar PSPT Tebet Timur, Jakarta, Selasa (26/2).

Meskipun pihaknya gencar mendorong pedagang untuk go online, bukan berarti bakal ditiadakannya pasar tradisional. Menurutnya, pasar tradisional akan tetap ada, tapi makin berkembang lewat jualan online.

“Teknologi digital, misalnya HP, dipakai untuk jualan, untuk sesuatu hal yang produktif dan meningkatkan pendapatan. Kami mengajak UMKM bertransformasi ke digital.

Ini sebagai upaya keberpihakan ke sektor kecil, kalau yang besar sudah jangan ditanya,” imbuhnya. Dengan teknologi, lanjut Semuel, pemilik toko fisik tak perlu menunggu pembeli datang. Mereka hanya tinggal melihat dari HP apakah ada pesanan lewat online atau tidak.

Baca juga : Pengawasan Umroh Bakal Diperketat

“Jualan online gampang, asal membangun kepercayaan, karena yang dilihat hanya gambar saja. Dan yang terpenting jualan online itu harus jujur, barang asli bilang asli, kalau KW ya disebut juga KW,” jelasnya.

Terkait ketersediaan layanan internet, pihaknya juga berjanji bakal menambah jaringan dan satelit agar sinyal internet, sebagai basis jualan online tak menghadapi kendala yang berarti.

Selain itu, pihaknya juga menyebar ratusan petugas atau yang disebut Pandu TIK (Teknologi Informasi Komputer), yang akan membantu pedagang paham internet, dan mengajari cara bergabung dengan marketplace, membangun ekosistemnya, serta cara bertransaksi.

Untungan Jualan Online

Dalam acara itu, salah satu pelapak baju anak, Lia Hastuti A (23) mengaku tidak pernah jualan offline. Lewat Kios Balita Fawa (KBF) di Shopee, ia mengaku sangat terbantu. Sebab, saat memulai usahanya empat tahun lalu, Lia tidak memiliki modal yang banyak untuk membangun sebuah toko fisik. Setidaknya butuh modal hingga puluhan juta untuk bisa punya toko.

“Karena modal saya kecil, yaitu hanya Rp 1 juta, makanya saya bergabung di Shopee. Di sana saya tetap bisa kuliah sambil jualan, tapi nggak mesti buka toko,” terang Lia kepada Rakyat Merdeka.

Baca juga : Pollux & KONE Teken Kontrak Rp 238 Miliar

Untuk pelaku usaha pemula sepertinya, berjualan online sangatlah membantu usahanya berkembang. Setelah tiga tahun bergabung dengan Shopee, kini ia bisa menggaji dua orang karyawan dengan memperoleh omzet hingga Rp 25 juta lebih per bulannya.

Per hari, ia bisa melakukan pengiriman rata-rata 300-600 pieces dengan harga per barangnya di kisaran Rp 25 ribu sampai Rp 200 ribuan. Ketika ada program promo, ia sempat menembus penjualan sebanyak 8 ribu hingga 10 ribu pieces selama tiga hari.

“Berjualan online itu, kita sebagai penjual diberikan banyak manfaatnya. Tak hanya diikutsertakan dalam berbagai program promo, kepercayaan serta keamanan barang pun terjamin. Ditambah komisi dan data penjualan pun jelas terekam, nggak berantakan,” ujarnya.

Lia lalu membagikan berbagai tips untuk memulai jualan online. Salah satunya adalah, memiliki keinginan kuat dan rajin melakukan promosi, agar barang bisa dikenal masyarakat. Selai itu, foto produk yang dipajang benar-benar harus sesuai dengan barang yang ada.

“Kepercayaan pelanggan itu penting, jangan sampai layanan lama dan tidak sesuai dengan foto. Karena kalau mereka sudah kecewa, barang kita nggak akan dibeli lagi,” tuturnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.