Dark/Light Mode

Lewat Program Padat Karya Tanam Mangrove

Menteri Siti Pulihkan Ekonomi Warga Pesisir Akibat Pandemi

Jumat, 23 Oktober 2020 06:40 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar (kiri) bersama Menko Kamaritiman Luhut Binsar Panjaitan (ketiga kiri)  tanam mangrove di Desa Sawo Jajar, Wanasari, Brebes, Jawa Tengah,Kamis (22/10). 
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar (kiri) bersama Menko Kamaritiman Luhut Binsar Panjaitan (ketiga kiri) tanam mangrove di Desa Sawo Jajar, Wanasari, Brebes, Jawa Tengah,Kamis (22/10). 

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperluas cakupan kegiatan padat karya di 34 provinsi melalui penanaman mangrove.

Program padat karya ini merupakan salah satu cara untuk mendorong pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. 

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan, anggaran yang dialokasikan untuk program padat karya senilai Rp 406,1 miliar. 

“Tujuan utama peningkatan program padat karya dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata Siti saat kunjungan kerja ke Desa Sawo Jajar, Wanasari, Brebes, Jawa Tengah, kemarin. 

Baca juga : Pertamina Dorong Pertumbuhan Ekonomi 170 Mitra Binaan UMKM

Menurut Siti, tahun ini KLHK menargetkan penamaan padat karya mangrove seluas 15.000 hektare (ha). Ini merupakan kegiatan yang orientasinya untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat pesisir. Sebab, akan melibatkan lebih dari 30 ribu orang dalam 50 hari kerja. 

“Atau bila dihitungan dengan jumlah Hari Orang Kerja (HOK) akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK,” kata Siti. 

Untuk kegiatan padat karya penanaman mangrove di Kabupaten Brebes tahun 2020, luas yang ditanam adalah 140 ha. Penanam melibatkan enam kelompok masyarakat dengan jumlah 25.382 HOK. 

Siti mengaku, ini sudah menjadi kegiatan rutin yang setiap tahun dilaksanakan. Dia juga memastikan kegiatan penanaman mangrove akan terus dimasifkan melalui padat karya tersebut. 

Baca juga : Menteri Siti Dukung Kesetaraan Gender Dalam Pengelolaan Alam

“Kalau kegiatan padat karya yang rutin itu melibatkan masyarakat lebih dari 5,9 juta HOK setiap tahun,” ucapnya. 

Penanaman mangrove di tahun ini juga melibatkan 863 kelompok masyarakat (pokmas) binaan KLHK. Kendati demikian, pelaksanaan kegiatan padat karya ini tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan di lapangan. 

Siti mengatakan, Bangka Belitung (Babel) menjadi contoh daerah penanaman mangrove yang mampu membangkitkan ekonomi masyarakat. 

Saking menariknya kegiatan itu, banyak masyarakat Babel banting setir dari buruh pengumpul timah, sekarang turut bersimbah lumpur untuk memulihkan ekosistem mangrove. 

Baca juga : Eri-Armuji Lanjutkan Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Kampung

Selain menjadi magnet ekonomi, masyarakat juga bisa menyadari betapa pentingnya ekosistem mangrove bagi lingkungan. 

“Bisa menangkal abrasi dan menangkal rob,” ujarnya. Berdasarkan data statistik KLHK tahun 2019, luas ekosistem mangrove Indonesia mencapai 3.311.207 ha. 

Termasuk yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan. Sementara, luas 637.624 ha dalam kondisi kritis dan perlu dipulihkan kondisi ekosistemnya.  [NOV/UMM]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.