Dark/Light Mode

Mau Tambah Utang Rp 360 T

Kita Doakan Semoga Bayarnya Lancar Ya!

Minggu, 15 November 2020 07:29 WIB
Tambah utang/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Tambah utang/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Utang pemerintah per September tahun ini sudah mencapai Rp 5.756,87 triliun, naik Rp 1.000 triliun lebih dibandingkan periode yang sama, tahun lalu. Ke depan, jumlah itu kemungkinan akan makin bertambah lagi. Sebab, pemerintah sudah berencana mau tambah utang lagi sebesar Rp 360 triliun. Meskipun ini kabar menyakitkan, kita doakan semoga bayarnya lancar ya! 

Rencana tersebut bisa dilihat dari laman resmi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Di situ tertulis, pemerintah mau nambah utang sebesar 25,36 miliar dolar AS atau sekitar Rp 360,25 triliun. 

Pemerintah sudah menyiapkan 25 program yang nantinya akan dibiayain dari utang tersebut. Mayoritas, 25 program itu untuk pembangunan infrastruktur di berbagai daerah. Di antaranya, Program Pembangunan Jalan Tol sebesar 4,77 miliar dolar AS, Program Penyediaan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi 995,81 juta dolar AS, Program Pembangunan Desa 76,34 juta dolar AS, Program Penguatan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika 110,61 juta dolar AS, Program Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan 1,96 miliar dolar AS. 

Baca juga : Alhamdulillah, 30 Juta Vaksin Corona Bakal Ada Di Depan Mata

Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo, mengaku, belum mengetahui rencana penambahan utang tersebut. Mengingat rencana penambahan utang Rp 360 T merupakan program yang disampaikan oleh Bappenas. “Yang bicara kan Bappenas, coba ditanyakan dulu ke Bappenas. Saya juga belum tahu itu. Bisa ditanyakan dulu ke yang bicara,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengaku kecewa, bila rencana tambah utang itu benar adanya. Menurutnya, dengan mengajukan utang baru untuk infrastruktur, pemerintah tak punya prioritas. 

Padahal saat dunia sedang dilanda pandemi, negara-negara lain fokus pada stimulus kesehatan dan perlindungan sosial. Sementara di Indonesia malah fokus untuk membangun infrastruktur. “Sementara infrastruktur yang sudah beroperasi, karena daya beli sedang turun, justru sepi, dan jadi beban bagi BUMN,” terang Bhima, saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Baca juga : Sri Mul Berani Pasang Badan

Prediksinya, ekonomi baru bisa pulih tahun 2022. Dengan penambahan utang tersebut, ruang gerak fiskal makin sempit. Artinya, Indonesia semakin tersandera utang. Catatannya, saat ini saja, setiap warga Indonesia sudah menanggung Rp 20,5 juta dari total utang pemerintah. 

“Ujungnya, ketika utang hari ini jatuh tempo, misalnya 20 tahun lagi, maka pemerintahan di 20 tahun ke depan yang harus terbitkan utang baru untuk menutup beban yang lama. Terus begitu. Gali lubang semakin dalam,” cetus Bhima. 

Namun, Ekonom senior Indef, Enny Sri Hartati menilai, utang bukanlah hal yang haram. Menurutnya, ada dua poin penting sebelum berutang. Pertama, bisa mengerek produktivitas. Kedua, punya kemampuan lebih tinggi dari beban yang dibayarkan. Pahitnya, selama negara menumpuk utang, maka fiskalnya memburuk. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.