Dark/Light Mode

Konsumsi Domestik Tinggi

Triwulan I, BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi Tetap Kuat

Kamis, 21 Maret 2019 19:30 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) didampingi (dari kiri) Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara dan Deputi Gubernur Erwin Riyanto menyampaikan hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Maret 2019 di Jakarta, Kamis (21/3).  (Foto: M.Qori/RM)
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) didampingi (dari kiri) Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara dan Deputi Gubernur Erwin Riyanto menyampaikan hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Maret 2019 di Jakarta, Kamis (21/3). (Foto: M.Qori/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) meramal pertumbuhan ekonomi triwulan I-2019 tetap kuat. Penopangnya konsumsi domestik yang tinggi.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, konsumsi diprakirakan tetap tinggi, didukung daya beli dan keyakinan konsumen yang terjaga, stimulus fiskal yang berlanjut khususnya melalui belanja sosial. Kemudian belanja terkait persiapan Pemilu.

“Investasi sedikit melambat pada triwulan I 2019 akibat pola musiman awal tahun, dan diprakirakan kembali menguat pada triwulan-triwulan berikutnya didukung proyek infrastruktur,” ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3).

Baca juga : Tahan Suku Bunga, BI Jaga Pertumbuhan Ekonomi

 Menurut dia, peran ekspor neto menurun sejalan dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan menurunnya harga komoditas. Penurunan ekspor terjadi di kelompok pertanian dan pertambangan, serta beberapa komoditas di kelompok barang manufaktur.

Ke depan, di tengah prospek ekspor yang menurun, bauran kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas terkait akan terus diperkuat guna menopang permintaan domestik dan terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. “Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2019 pada kisaran 5,0-5,4 persen,” katanya.

Perry menambahkan, neraca pembayaran triwulan I-2019 diprakirakan membaik sehingga menopang ketahanan eksternal. Prakiraan ini didukung aliran masuk modal asing yang tetap besar, yang sampai dengan Februari 2019 mencapai 6,3 miliar dolar AS.

Baca juga : BI Ajak Maksimalkan Peran Teknologi Digital

Sementara itu, neraca perdagangan mencatat surplus 0,33 miliar dolar AS pada Februari 2019 dipengaruhi penurunan impor nonmigas di tengah ekspor nonmigas yang juga menurun. “Dengan perkembangan ini, posisi cadangan devisa pada akhir Februari 2019 cukup tinggi yakni 123,3 miliar dolar AS,” kata Perry.

Jumlah tersebut setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah ini juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Ke depan, sinergi kebijakan akan terus dipererat guna memperkuat ketahanan eksternal,” tambahnya.

Baca juga : Misbakhun: Di Era Jokowi, Pertumbuhan Ekonomi Terjaga

Langkah untuk memperkuat ekspor, termasuk peningkatan kinerja sektor pariwisata, dan mengendalikan impor akan terus ditempuh sehingga defisit transaksi berjalan 2019 dapat menuju kisaran 2,5 persen produk dometik bruto (PDB).

“Kebijakan juga diarahkan untuk menarik aliran modal untuk membiayai defisit transaksi berjalan,” tukasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.